Polisi Arkansas mengeluarkan surat perintah pada Amazon untuk memberikan rekaman dan informasi lainnya yang ada di Echo milik James Andrew Bates, yang merupakan tersangka kasus pembunuhan seorang pria yang ditemukan mati di bak mandinya pada November 2015.
The Guardian melaporkan, dua kali, Amazon menolak untuk memberikan informasi yang diminta oleh polisi, meski mereka memang memberikan informasi akun dan daftar barang-barang yang dibeli oleh Bates.
Meskipun Echo dikenal memiliki mikrofon yang terus aktif untuk mengaktifkan fitur-fitur kendali suaranya, tapi sebagian besar rekaman suara yang ada di dalamnya hanya disimpan selama beberapa detik untuk menentukan apakah pengguna telah menyebutkan kata kunci -- biasanya "Alexa" -- untuk mengaktifkan speaker tersebut. Hanya setelah kata kunci disebutkan, fungsi mikrofon Echo akan aktif sepenuhnya dan mengirimkan data suara ke Amazon.
Meskipun hal itu akan membatasi data yang dapat digunakan dalam penyelidikan, Echo juga terkadang secara tidak sengaja menjadi aktif. Suara-suara yang terekam saat itulah yang dapat membantu polisi dalam menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Menurut rekaman pengadilan, polisi mengambil Echo milik Bates dan berhasil mengambil data dari perangkat tersebut.
Di Amerika Serikat, baik penuntut atau pengacara telah menemukan cara baru untuk menggunakan data yang tersimpan dalam perangkat cerdas, seperti informasi yang tersimpan dalam Fitbit.
Misalnya saat seorang asal Florida mengklaim bahwa seseorang telah menyerangnya. Polisi kemudian memanfaatkan informasi dari Fitbit yang dia gunakan ketika penyerangan tersebut diklaim terjadi untuk membuktikan bahwa ketika itu, dia justru sedang tertidur. Dia lalu dituntut karena membuat klaim palsu.
Keengganan Amazon untuk memberikan data pengguna memang bukan hal yang aneh. Perusahaan teknologi biasanya menganggap permintaan data pribadi pengguna sebagai invasif dan dapat merusak industri yang menganggap privasi sebagai salah satu daya jual utamanya.
Tahun lalu, Apple maju ke pengadilan karena FBI meminta Apple untuk membuka enkripsinya sendiri pada iPhone milik salah satu pelaku penembakan di San Bernardino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News