"Secara global Moto Z luncur di September, tapi untuk masih ke Indonesia masih belum dipastikan, karena tergantung TKDN. Motorola belum bisa masuk sini karena terbentur TKDN," ujar Adrie kepada tim Metrotvnews.com.
Sementara itu, Adrie mengaku masih mencari tahu informasi lebih lanjut terkait kabar perubahan aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang menyebut, perangkat dapat masuk pasar Indonesia dengan komposisi kandungan 100 persen software atau hardware.
Sejauh ini, lanjut Adrie, informasi yang baru ia ketahui yaitu investasi 100 persen baru berlaku untuk smartphone dengan harga jual lebih dari Rp8 juta.
Namun, Motorola mengaku siap untuk mengikuti keputusan pemerintah terkait dengan TKDN, dan akan mempelajari peluang perangkat Motorola kelas premium dengan penawaran harga lebih dari Rp8 juta untuk dapat hadir di pasar Indonesia.
Adrie juga menyebut, keterlambatan kehadiran Motorola di pasar Indonesia disebabkan oleh penjajakan pabrik masih mengalami kendala.
Motorola, jelas Adrie, memiliki metode pengerjaan secara teknologi yang lebih rumit dibandingkan produk lainnya. Sehingga, Motorola membutuhkan pabrik di Indonesia yang dinilai mampu memproduksi produk sesuai dengan aturan TKDN software.
Aksesori pendamping Motorola Moto Z juga turut hadir jika ponsel cerdas ini telah dipastikan dapat merambah pasar Indonesia. Namun, Lenovo sebagai pemilik Motorola masih mengkaji jumlah aksesori yang akan dihadirkan serta jenis yang paling menarik bagi konsumen Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News