Ketua PANDI, John Sihar Simanjuntak, menyebut pihaknya sedang menyiapkan langkah strategis berupa Second Level Domain (SLD) yang dikombinasikan dengan Generic Top-Level Domain (gTLD).
Menurut John, inisiatif ini ditujukan bagi pemilik merek lokal dan pelaku usaha yang ingin mempertegas identitas digitalnya. Program New gTLD sendiri merupakan skema global yang membuka peluang kehadiran ekstensi domain baru selain yang tradisional seperti .com, .net, dan .org.
“Kami percaya Indonesia memiliki keragaman dan daya tarik tersendiri. Dengan gTLD, potensi daerah, khususnya wisata seperti Bali, Jakarta, dan Bandung, bisa lebih mudah dipromosikan melalui domain berbasis GeoTLD,” ujarnya dalam konferensi pers .idFest 2025 di Jakarta, Senin, 15 September 2025.
John menambahkan, PANDI telah bekerja sama dengan ICANN dan sejumlah konsultan domain internasional untuk memberikan kesempatan kepada brand lokal agar lebih menonjolkan karakter Indonesia di ranah digital. Langkah ini, lanjutnya, juga bagian dari upaya meningkatkan literasi digital dan mendorong percepatan transformasi digital nasional.
Tak hanya gTLD, PANDI juga tengah menggarap SLD berbasis Internationalized Domain Name (IDN) dengan aksara lokal seperti aksara Bali, serta meluncurkan ekstensi baru .ai.id yang relevan dengan tren kecerdasan buatan.
1,3 Juta Domain .id
Pada kesempatan yang sama, John mengungkapkan jumlah penggunaan domain .id kini telah menembus 1.331.180 nama domain per September 2025 atau mendekati target akhir tahun dipatok 1,35 juta domain.Dari total tersebut, 84 persen pengguna berasal dari Indonesia, sementara 16 persen lainnya tersebar di mancanegara.
“Saat ini domain .id digunakan oleh komunitas global, terutama pemain Web3, dan sudah dikenal oleh registrar besar internasional,” jelasnya.
Berdasarkan data PANDI, hingga akhir 2024 domain .id telah digunakan di 180 negara. Amerika Serikat menjadi pengguna terbesar dengan 17.474 domain, disusul Tiongkok (10.677), Pakistan (5.084), Kamboja (4.202), dan Vietnam (2.568).
Dominasi di Pasar Domestik dan Asia Tenggara
Menariknya, .id kini menjadi domain dengan jumlah pengguna terbanyak di Asia Tenggara, sekaligus berhasil mengungguli .com di pasar domestik. John memaparkan, pada Januari 2024 pangsa pasar domain .id mencapai 48 persen, lebih tinggi dibandingkan .com di angka 40 persen. Kini, di 2025, posisi .id semakin kokoh dengan market share 57 persen, sedangkan .com turun ke 35 persen.Kontribusi terbesar datang dari domain my.id yang populer dipakai untuk blog pribadi, portofolio, dan personal branding dengan lebih dari 475 ribu domain. Disusul ekstensi .id dengan 319.944 domain, yang kerap dipilih pasar internasional karena lebih sederhana dan fleksibel. Sementara biz.id dan co.id menunjukkan tren peralihan ke domain .id.
John menegaskan, setiap registrar yang ingin menjual domain .id tetap wajib memiliki representasi di Indonesia agar aspek akreditasi dan pajak bisa dikelola dengan baik.
Mengingat jumlah pengguna internet Indonesia yang sudah menembus 220 juta orang, kolaborasi antara organisasi dan masyarakat digital dinilai penting untuk memperluas pemanfaatan domain .id.
Untuk itu, PANDI aktif menggelar lokakarya bersama 25 registrar terakreditasi guna memberikan edukasi dan mendorong adopsi domain nasional di kalangan bisnis maupun individu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News