Smartfren enggan mengomentari rumor terkait dengan konsolidasi, dan mengaku terfokus pada pembangunan jaringan.
Smartfren enggan mengomentari rumor terkait dengan konsolidasi, dan mengaku terfokus pada pembangunan jaringan.

Fokus Bangun Jaringan, Smartfren Enggan Komentar Soal Merger

Lufthi Anggraeni • 25 Oktober 2018 09:01
Palembang: Rumor yang berkembang menyebut dua operator telekomunikasi besar di Indonesia, yaitu Smartfren dan Indosat Ooredoo, akan bergabung setelah salah satu dari perusahaan tersebut mengakuisisi perusahaan lainnya.
 
Berdampak pada harga lembar saham kedua perusahaan, belum satupun dari keduanya bersedia untuk mengonfirmasi atau membantah rumor tersebut. Demikian juga Smartfren, yang mengaku baru mengetahui informasi tersebut dari media.
 
"Pemerintah memang mendorong konsolidasi. Itu bagus dengan konsolidasi, industri akan lebih baik. Kalau bicara kemungkinan, kemungkinan itu pasti ada. Tapi Smartfren masih fokus ke pengembangan jaringan," ujar Chief Brand Officer Smartfren Roberto Saputra.

Selain pengembangan jaringan, Roberto juga menyebut saat ini, Smartfren juga tengah terfokus pada ekspansi akuisisi pelanggan.
 
Sementara itu, disinggung menyoal konsolidasi dengan operator lain, Roberto juga menyebut hal itu sebagai keputusan bisnis, sehingga sangat bergantung pada permintaan pasar.
 
Menyoal game online yang kini tengah menjadi tren dan turut memikat sejumlah operator seluler Indonesia, Smartfren mengaku saat ini tengah menggodok kerja sama dengan pihak game, namun menyebut belum dapat berbagi informasi terkait dengan hal tersebut.
 
Roberto menyebut baru akan berbagi informasi terkait hal ini saat persiapannya, termasuk menyoal paket data, telah selesai. Selain game, Smartfren juga menyebut tengah bekerja sama dengan sejumlah penyedia konten digital seperti Viu dan Hooq.
 
Kerja sama ini ditujukan sebagai bagian dari upaya Smartfren terkait fokus selanjutnya yaitu konten digital. Sebab, lanjut Roberto, kehadiran jaringan internet yang cepat dan stabil tidak akan terasa manfaatnya tanpa dukungan dari konten digital.
 
"Kalau cuma WhatsApp saja, tak akan terlalu terasa cepat dan stabilnya, dan untuk menghabiskan kuota data akan butuh waktu lebih lama," pungkas Roberto.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan