Di tengah gelaran IDEAL, dilaksanakan juga Talkshow bertajuk Mendigitalisasi UMKM: Strategi dan Inovasi untuk Pertumbuhan Ekonomi, dengan menampilkan empat narasumber. Keempat narasumber tersebut yaitu Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Kemudian, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemenkop UKM Riza Damanik, dan Founder Yayasan Nugroho Rahmat Semesta Indra Nugroho.
Saat ditanya tentang bagaimana riset dan teknologi bisa memberikan peluang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Handoko mengatakan, pada UMKM modal utama itu adalah SDM, kemudian kemampuan beradaptasi yang akan muncul dan bisa bermakna sebenarnya, karena ada inovasi.
“Kalau berbicara riset sebenarnya untuk UMKM itu justru sangat dekat, tentu bukan riset pada umumnya yang akademisi, tidak begitu. Teman-teman UMKM tidak perlu langsung terlibat di dalam risetnya, tapi interaksi saat kita beradaptasi itu memerlukan interaksi dengan orang lain,” demikian disampaikannya saat pada
Handoko melanjutkan, biasanya pada saat beradaptasi mencari seseorang yang selama ini belum pernah berinteraksi, itulah yang BRIN tawarkan yaitu platform untuk berinteraksi. “Kami senang bekerja bersama teman-teman INOTEK, karena ingin membuat ini menjadi platform berpotensi interaksi. Saling tau, yang tadinya ga pernah kenal, tetapi dia tidak perlu langsung ikut riset,” jelasnya.
Menurutnya, yang BRIN lakukan itu sebenarnya simpel yaitu dengan membuka diri. ”Itu yang kami sebut sebagai BRIN membuka diri atau open infrastructure. Seluruh skema, program, infrastruktur, itu kita buka, seperti untuk mahasiswa, UMKM, indutri besar, dan sebagainya. Kami juga sudah membuat model bisnisnya, siapapun boleh join tanpa biaya. Tapi kalau ada sesuatu yang jadi dari situ dan terjual, kita minta lisensi,” terangnya.
Sedangkan Sandiaga Uno menyatakan, dalam UMKM tantangan utama itu bukan pendanaan, tetapi bisa meningkatkan kapasitasnya, dari SDM nya. “Pertama adalah SDM nya, dan kedua adalah pemasarannya yang kita dorong melalui promosi. Setelah usaha mereka berjalan ada dalam skala tertentu, baru kita bantu pendanaan,” tambahnya.
Dia fokuskan yang pertama di bidang pelatihan, menciptakan UMKM yang bisa menghadirikan solusi, produk-produk yang berkualitas, dan ditambah berkelanjutan. Begitu mereka memiliki ilmunya, bisa mengakses peluangnya, maka pendanaan akan datang sendiri.
“Kita punya UMKM 64 juta, nanti ada seleksi natural di mana negara-negara ekonomi besar seperti Cina dan Amerika mulai terkonsolidasi, yang mikro naik kelas menjadi kecil dan mereka bisa mengadopsi. Ada informasi terbaru dan ini menarik, saya baca ada riset baru bahwa 76% perekrut untuk memilih kandidat atau UMKM yang memiliki kemampuan AI. Jadi AI ini keniscayaan dan akan terseleksi secara natural, maka para UMKM tetap harus mau terus belajar,” tegasnya.
Dirinya mengungkapkan, pada eskpor baik produk maupun ekonomi kreatif jasa, itu bisa mencapai 28 Milyar Dolar. Jadi akses ke pasar global ini menjadi tantangan, karena kalau hanya bergelut di pasar nasional akhirnya akan terlena.
“Inovasi juga menjadi kunci, tanpa ada inovasi kita gak akan mungkin. Kami melihatnya UMKM ini harus diberikan hak Kekayaan Intelektual (KI), sehingga produk-produknya nanti yang diseleksi itu dilindungi pihak KI. Kami yakin merekalah yang akan menjadi juara-juara dunia dengan produk-produk yang terus beradaptasi dengan ekonomi tentunya,” katanya penuh harap.
Sebagai informasi, UMKM Untuk Indonesia (UUI) adalah sebuah program inkubasi dan akselerasi digitalisasi UMKM bersama SETC dengan menargetkan 1.000 UMKM di daerah Jakarta dan Jawa Barat untuk dibantu bertransformasi ke digital. Inotek berkomitmen untuk memberikan akses atau fasilitas kepada pemangku ekonomi yang turut serta mengikuti perkembangan zaman melalui digitalisasi.
Berkolaborasi dengan BRIN, Program UUI bertujuan untuk memberikan penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan nilai tambah bagi produk UMKM yang berhasil memenangkan kompetisi ini. Untuk UMKM yang berhasil, akan menerima fasilitasi peningkatan kapasitas usaha, seperti konsultasi tenaga ahli, peningkatan mutu produk, pemanfaatan teknologi pengemasan, dan kapasitas produksi.
Pada kegiatan IDEAL ini, selain talkshow, dilakukan juga Pitching dan Penjurian, Penganugerahan 5 UMKM terbaik, Penganugerahan UMKM “Si Paling”, Mini showcase produk binaan, Pameran mini booth dari 13 UMKM terpilih, dan Penandatanganan PKS antara BRIN dengan Inotek dan Bank Syariat Indonesia (BSI).
Acara ini dihadiri oleh 200 peserta undangan yang terdiri dari UMKM binaan Inotek, pihak manajemen Sampoerna Untuk Indonesia, pemerintah Daerah Khusus Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, Investor, Securities Crowdfunding, Instansi perbankan, toko retail, potensial buyer, dan inkubator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News