Laporan keuangan ini juga menampilkan perjuangan Spotify dalam menghadapi kompetisi dari Apple Music. Spotify mengalami penurunan kerugian operasional, jika dibandingkan dengan angka pada laporan keuangan Q2 tahun 2018 dan Q3 tahun 2017.
Terjadi peningkatan dalam hal pengguna layanan premium yang ditawarkan Spotify. Pengguna layanan premium Spotify dilaporkan meningkat sebanyak empat juta pengguna, dan secara marginal mengalami total jumlah peningkatan sebesar 87 juta.
Angka ini diterjemahkan menjadi 40 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah pengguna pada Q3 tahun 2017.
Sementara itu, jumlah pengguna aktif bulanan mengalami pertumbuhan sebesar 28 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017, menjadi 191 juta pengguna. Pertumbuhan tersebut dinilai tidak signifikan jika dibandingkan dengan jumlah pengguna aktif bulanan pada Q2 2018, sebanyak 180 juta.
Secara keseluruhan, Spotify menghasilkan pendapatan sekitar USD1,54 miliar (Rp23,2 triliun) selama kuartal ketiga tahun 2018 ini, meningkat 31 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017 lalu.
Pendapatan di layanan premium meningkat sebesar 31 persen, menjadi sekitar USD1,38 miliar (Rp20,8 triliun).
Di masa mendatang, layanan musik streaming ini diprediksi akan terus tumbuh, dengan jumlah pengguna aktif bulanan menjadi sekitar 199 hingga 206 juta pengguna, pengguna layanan premium menjadi sekitar 93 hingga 96 juta, dan total pendapatan sebesar USD1,76 miliar (Rp26,5 triliun) selama kuartal terakhir tahun 2018 ini.
Spotify dinilai memiliki peluang memperoleh keuntungan pada periode bulan Oktober hingga Desember ini. Namun di saat bersamaan, juga berpotensi untuk mengalami kerugian operasional hingga USD40 juta (Rp603 miliar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News