Ada lima pemenang lelang yang menandatangai kerja sama yaitu PT Aplikanusa Lintasarta, PT Indo Pratama Teleglobal, Konsorsium Iforte HTS, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan PT Telekomunikasi Indonesia yang ditetapkan sebagai pemenang lelang pada 16 Januari lalu.
Dirut BAKTI, Anang Latif menuturkan penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi merupakan upaya menyediakan kapasitas satelit lebih awal sembari menunggu konstruksi Proyek KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha) Satelit Multifungsi.
"Sembari menunggu penyelesaian Satria (Satelit Indonesia Raya) yang ditargetkan selesai 2020, kita menyediakan akses internet cepat untuk kebutuhan layanan pendidikan, kesehatan dan pertahanan keamanan dengan kerja sama ini," tuturnya usai acara di Hotel Borobudur, Jakarta.
"Penyediaan kapasitas satelit ini turut memperhatikan Service Level Agreement (SLA) yang telah disepakati. Jika melihat karakteristik wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) yakni minimnya akses transportasi dan sumber daya listrik, kami optimistis dengan penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi ini, Indonesia dapat merdeka sinyal dengan cepat," jelas Anang.
Secara paralel, BAKTI bekerjasama dengan mitra penyedia VSAT untuk mendistvibusikan kapasitas tersebut sebagai bagian ground segmentnya.
Dengan skema ini, diharapkan BAKTI mendapatkan efisiensi biaya sehingga dapat memberikan layanan telekomunikasi yang lebih masif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News