Pencapaian utamanya ketika bekerja di Cupertino adalah membuat Swift, bahasa pemrograman Apple yang paling baru. Swift dianggap relatif mudah untuk dimengerti para pemula, sehingga mereka bisa langsung menggunakannya untuk membuat aplikasi untuk macOS dan iOS.
Sebelum ini, jabatan VP of Autopilot Software dipegang oleh VP of Software SpaceX, Jinnah Hossein, yang bekerja di Tesla dan SpaceX, sama seperti yang Elon Musk lakukan.
Tesla berkata, mereka sangat senang dengan kemampuan Lattner untuk membantu mereka untuk "mempercepat pengembangan teknologi otonom di masa depan," kata Tesla dalam sebuah blog post.
Menurut TechCrunch, selain membuat Swift, Lattner juga ikut serta dalam membuat Clang compiler dan mendesain infrastruktur optimalisasi LLVM compiler. Dia juga merupakan kontributor utama dari Objective C dan sempat mengerjakan Xcode, tool untuk pengembangan software dari Apple.
Mengingat Lattner punya pengaruh dan keahlian yang hebat dalam pengembangan software, keberhasilan Tesla untuk mengajak Lattner masuk ke perusahaannya adalah kemenangan untuk Tesla.
Pada akhir 2016, perusahaan yang dipimpin oleh Musk itu mengumumkan bahwa semua mobil yang akan mereka luncurkan sudah akan dilengkapi dengan hardware yang memadai untuk fitur berkendara otonom.
Musk berkata, dia berencana untuk melakukan uji coba mobil otonom dari ujung ke ujung AS pada akhir tahun ini. Lattner bisa membantu Musk untuk merealisasikan rencananya yang cukup agresif itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id