Ilustrasi: Cloudera
Ilustrasi: Cloudera

Era Chatbot Berakhir, Selamat Datang Agen AI

Mohamad Mamduh • 29 Desember 2025 16:14
Jakarta: Lanskap teknologi perusahaan global sedang mengalami pergeseran seismik di tahun 2025. Era ketika chatbot hanya berfungsi sebagai penjawab pertanyaan berbasis skrip kaku mulai ditinggalkan.
 
Sebagai gantinya, gelombang baru teknologi yang disebut Agentic AI atau Agen AI kini mengambil alih, menawarkan kemampuan untuk menalar, merencanakan, dan bertindak secara otonom atas nama pengguna.
 
Laporan terbaru dari Cloudera yang berjudul "The Future of Enterprise AI Agents" mengungkapkan bahwa transisi ini terjadi lebih cepat dari prediksi banyak pihak. Survei yang melibatkan 1.484 pemimpin TI di 14 negara ini menunjukkan bahwa Agen AI dianggap sebagai evolusi alami berikutnya dari chatbot.

Perbedaan kuncinya terletak pada kemandirian; jika chatbot tradisional terbatas pada skenario yang terbatas dan alur kerja yang sudah ditentukan, Agen AI mampu menangani tugas kompleks dengan menerapkan penalaran (reasoning) untuk menentukan tindakan terbaik tanpa campur tangan manusia secara terus-menerus.
 
Data menunjukkan bahwa perusahaan tidak lagi sekadar bereksperimen, tetapi sudah bergerak ke tahap eksekusi. Sebanyak 57% responden melaporkan telah mulai mengimplementasikan Agen AI dalam dua tahun terakhir, dengan lonjakan adopsi yang signifikan terjadi antara tahun 2023 dan 2024.
 
Momentum ini diprediksi tidak akan melambat. Laporan tersebut mencatat bahwa rencana ekspansi hampir bersifat universal, di mana 96% responden berencana memperluas penggunaan Agen AI mereka dalam 12 bulan ke depan.
 
Bagi para CIO dan CTO, teknologi ini bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan aset krusial. Sebanyak 83% organisasi percaya bahwa investasi pada agen cerdas ini sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di industri mereka.
 
Meskipun layanan pelanggan tetap menjadi area penggunaan terbesar dengan tingkat adopsi 78%, Agen AI kini merambah jauh ke dalam operasi teknis perusahaan yang kritikal. Para pemimpin TI kini sangat tertarik menggunakan agen otonom untuk tugas-tugas "belakang layar" yang vital.
 
Tiga area prioritas utama bagi pemimpin TI meliputi bot optimalisasi kinerja (66%) yang dapat mengatur infrastruktur cloud secara dinamis, agen pemantauan keamanan (63%) yang mendeteksi ancaman siber, serta asisten pengembangan (62%) untuk mempercepat proses coding.
 
Misalnya, sebuah bot infrastruktur IT tidak hanya memberi notifikasi tentang beban server yang tinggi, tetapi dapat secara dinamis menyesuaikan alokasi sumber daya dan konfigurasi database untuk mengoptimalkan kinerja secara real-time. Kemampuan untuk bertindak inilah yang membedakan Agen AI dari pendahulunya.
 
Dengan manfaat nyata berupa peningkatan efisiensi, pengurangan biaya, dan pengambilan keputusan yang lebih cerdas, tahun 2025 diproyeksikan menjadi jendela waktu yang sangat penting bagi perusahaan untuk beralih dari eksperimen ke implementasi skala penuh.
 
Perusahaan yang berhasil mengadopsi agen otonom ini diprediksi akan meninggalkan kompetitor yang masih bergantung pada sistem otomasi lama.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan