Melalui program pencarian bug baru ini, Microsoft bersedia merogoh kocek lebih dalam untuk menemukan kelemahan pada Hyper-V di Windows 10 atau Windows Server. Menurut laporan The Verge, Microsoft kini akan membayar hingga USD250 ribu (Rp3,3 miliar) untuk kelemahan yang sangat berbahaya pada Hyper-V. Sementara bug pada Microsoft Edge atau versi preview dari Windows 10 dihargai hingga USD15 ribu (Rp200 juta),
"Keamanan selalu berubah dan kami memprioritaskan jenis kelemahan yang berbeda pada waktu yang berbeda," ujar juru bicara Microsoft dalam sebuah blog post. "Microsoft percaya efisiensi dari program pencarian bug dan kami percaya, ini akan memperbaiki keamanan kami."
Windows Bounty Program ini diluncurkan hari ini dan akan terus berlanjut sampai Microsoft memutuskan untuk menghentikannya. Microsoft bukanlah satu-satunya perusahaan teknologi yang membuka program pencarian bug. Perusahaan teknologi lain juga melakukan hal yang sama, seperti Facebook, Google, Apple dan Uber.
Program pencarian bug biasanya dibuat dengan tujuan untuk mendorong peneliti keamanan memberitahukan kelemahan yang mereka temukan pada perusahaan pembuat software dan bukannya menjualnya ke pihak lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News