Namun, apa yang harus Anda lakukan jika komputer sudah terlanjur terinfeksi WannaCry? Seperti yang terimplikasi dari nama ransomware, WannaCry akan mengunci file Anda dan jika Anda ingin data itu dipulihkan, Anda harus membayar sejumlah uang tebusan pada hacker.
Haruskah Anda membayar uang tebusan? Para ahli keamanan menyarankan untuk tidak memberikan uang tebusan pada para kriminal siber, seperti yang dikutip dari BBC.
Bagi sebagian orang, uang tebusan senilai USD300 (Rp4 juta) mungkin tidak terlalu mahal asal mereka bisa mendapatkan kembali file yang terenkripsi. Memang, berdasarkan pelacakan pada alamat Bitcoin untuk membayar tebusan, telah orang-orang yang rela membayar uang tebusan.
Namun, mengingat Anda berususan dengan kriminal siber, tidak ada jaminan mereka akan membuka enkripsi file Anda setelah Anda membayar. Selain itu, WannaCry didesain agar kecil kemungkinan korban bisa mendapatkan kembali data mereka yang telah terkunci.
"Operator manusia yang harus melakukan dekripsi," ujar Matthew Hickey, peneliti keamanan siber di perusahaan asal Inggris, Hacker House.
Selain itu, para korban juga diminta untuk menghubungi para kriminal untuk mendapatkan kunci pembuka file mereka, jelas ahli keamanan siber, Prof Alan Woodward dari University of Surrey. "Saya ragu akan ada orang yang menjawab permintaan Anda untuk berkomunikasi, mengingat besarnya perhatian dunia akan masalah ini," ujarnya.
Kabar baiknya, kecil kemungkinan pengguna rumahan akan terinfeksi oleh ransomware ini. Sejauh ini, WannaCry tersebar di jaringan perusahaan. Namun, bagi orang-orang yang menjadi korban dari ransomware ini, sebaiknya Anda menganggap data yang terkunci telah hilang. Inilah alasan mengapa menyimpan data backup sangat penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News