Kini, Musk telah kian meneguhkan tekadnya untuk menjadikan Twitter sebagai platform menguntungkan secara finansial, terutama setelah mengalami penurunan valuasi. Tekad ini diwujudkan Musk melalui fitur centang biru yang hanya memverifikasi bahwa pengguna merupakan pelanggan aktif layanan berlangganan Twitter Blue.
Selain itu, Musk juga hanya mengizinkan fitur centang biru dimiliki oleh pengguna yang memenuhi persyaratan kelayakan yang diterapkan platform ini. Pendiri Tesla ini juga memecat teknisi karena memberikan kritik atau membetulkan ujarannya di media sosial.
Hampir tiga bulan lalu, Musk menyebut bahwa dirinya memberikan nilai untuk Twitter sebesar USD20 miliar (Rp298,7 triliun), setengah lebih sedikit dari dana sebesar USD44 miliar (Rp657,1 triliun) yang dibayarkannya kepada Twitter.
Namun Musk menyebut kondisi tersebut telah berubah. Pada konferensi VivaTech di Paris hari Jumat lalu, Musk mengungkap bahwa sebagian besar pengguna Twitter reguler sepakat bahwa Twitter memberikan dampak korosif di masyarakat, menjadi alasannya mengakuisisi perusahaan tersebut.
Musk juga mengungkapkan harapannya untuk dapat mengubah dampak tersebut dan menjadikan platform ini lebih positif untuk masyarakat. Khawatir soal konten di platform jejaring sosial tersebut, merek memutuskan untuk tidak beriklan di Twitter, menyebabkan penurunan pendapatan iklan sebesar 50 persen sejak bulan Oktober lalu.
Menanggapi hal ini, Musk menegaskan dirinya yakin bahwa CEO baru Twitter, Linda Yaccarino akan dapat menarik kembali perhatian pengiklan ke platform ini. Sementara itu, dengan jumlah pengguna tertinggi sepanjang perjalanannya, Musk optimis pengiklan tidak memiliki pilihan lain, selain kembali beriklan di Twitter.
Salah satu permasalahan yang dihadapi Twitter dalam menarik perusahaan untuk mau mempromosikan produk dan layanan di platform yaitu bahwa Twitter telah kehilangan dua eksekutif yang diandalkannya untuk memoderasi unggahan berisi kekerasan, pornografi, dan kebencian di situs.
Perusahaan mengaku mengurungkan niat mereka untuk beriklan di Twitter karena tidak ingin dikaitkan dengan konten tersebut. Musk baru-baru ini merekrut CEO baru, Yaccarino, dari NBCUniversal untuk memperbaiki hubungan antara Twitter dan pengiklan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News