Bockchain, sebuah teknologi pencatatan digital yang kini tidak hanya mendasari mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, tetapi juga mulai merambah dunia keuangan, logistik, bahkan pemilu digital.
Bockchain, sebuah teknologi pencatatan digital yang kini tidak hanya mendasari mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, tetapi juga mulai merambah dunia keuangan, logistik, bahkan pemilu digital.

Mengenal Blockchain: Teknologi di Balik Bitcoin yang Kini Mengubah Dunia

Arif Wicaksono • 30 Juli 2025 15:27
Jakarta: Bayangkan sebuah buku kas raksasa yang tidak bisa dihapus, tidak bisa disobek, dan bisa dilihat siapa saja, tapi hanya bisa ditulis jika semua orang sepakat. 
 
Itulah konsep sederhana dari blockchain, sebuah teknologi pencatatan digital yang kini tidak hanya mendasari mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, tetapi juga mulai merambah dunia keuangan, logistik, bahkan pemilu digital.
 

Ciri khas utamanya adalah sifatnya yang terdesentralisasi. Artinya, tidak ada satu pihak pun (seperti bank atau pemerintah) yang mengendalikan alur blockchain. 
 
Blockchain dikelola dan diverifikasi oleh ribuan komputer (yang disebut node) yang tersebar di seluruh dunia.

Ini membuatnya sangat tangguh dan aman dari manipulasi. Blockchain bekerja seperti rantai blok yang saling terhubung. 
 

Cara Kerja Blockchain

Bagaimana sih data bisa tercatat di blockchain? 
 
Blockchain akan memproses sebuah transaksi atau mengirimkan data. Ini bisa berupa transfer uang digital (seperti Bitcoin), sebuah kontrak digital, atau informasi penting lainnya.
 
Komputer-komputer di dalam jaringan (miners atau nodes) kemudian memverifikasi keabsahan transaksi tersebut. 
 
Berbagai mekanisme konsensus untuk memverifikasi ini seperti Proof of Work (seperti yang digunakan Bitcoin) atau Proof of Stake (seperti di Ethereum terbaru).
 
Setelah divalidasi dan dikonfirmasi keasliannya, transaksi tersebut dimasukkan ke dalam sebuah "blok" baru. Blok ini juga berisi kumpulan transaksi lain yang sudah diverifikasi.
 
Setiap blok baru diberi kode unik yang rumit, namanya hash. 
 
Hash ini tidak hanya menjadi identitas blok tersebut, tetapi juga secara kriptografis mengikat blok ini ke hash blok sebelumnya. Inilah yang membentuk rantai(chain) blok-blok yang saling terkait.
 
Setelah terhubung, blok baru ini akan ditambahkan ke urutan terakhir dari blockchain. Semua node di dalam jaringan akan memperbarui salinan blockchain mereka masing-masing, memastikan semua pihak memiliki catatan yang sama.
 
Begitu transaksi tercatat dan masuk ke dalam blockchain, transaksi tersebut tidak bisa lagi diubah atau dihapus. 
 
Fitur inilah yang menjadikan blockchain sangat transparan dan kebal terhadap manipulasi atau penipuan.
 
Blockchain menggunakan teknik kriptografi canggih untuk melindungi setiap blok data. 
 
Bayangkan setiap transaksi atau informasi yang masuk dienkripsi dan diamankan dengan algoritma rumit, membuatnya sangat sulit, bahkan hampir mustahil, untuk diretas atau dimanipulasi oleh pihak tak bertanggung jawab.
 
Setiap partisipan dalam jaringan blockchain dapat melihat seluruh riwayat transaksi yang tercatat.  Ini berarti kamu bisa melacak asal-usul suatu aset atau memverifikasi keaslian sebuah data dari awal hingga akhir. 
 
Setiap blok terhubung secara kriptografis dengan blok sebelumnya. Nah, jika ada upaya untuk mengubah data di blok sebelumnya, seluruh rantai akan rusak dan terdeteksi. 
 

Penerapan Blockhain dalam dunia nyata 

Dalam dunia nyata, penerapan blockchain sudah meluas. 
 
Perusahaan-perusahaan besar seperti Walmart atau IBM memanfaatkan blockchain untuk melacak asal-usul dan perjalanan produk mereka. 
 
Di sisi lain, kota-kota seperti Tallinn di Estonia mulai menguji sistem pemilu berbasis blockchain agar lebih transparan dan bebas manipulasi. 
 
Di ranah digital, NFT atau token digital unik yang membuktikan kepemilikan karya seni virtual juga tak lepas dari teknologi blockchain. 
 
Bahkan kontrak sewa properti kini bisa dilakukan otomatis menggunakan smart contract, tanpa perlu jasa notaris atau perantara. 
 
Blockchain berpotensi merevolusi sistem pemilu dengan memastikan setiap suara tidak dapat dimanipulasi atau dihitung ganda. 
 
Beberapa kota di Estonia dan Swiss telah sukses menguji sistem pemilu digital berbasis blockchain, menunjukkan potensi besar untuk pemilu yang lebih aman dan transparan.
Ini adalah kontrak otomatis yang akan berjalan sendiri jika syarat-syarat tertentu terpenuhi, tanpa memerlukan campur tangan pihak ketiga. 
 
Bayangkan menyewa apartemen via Ethereum. Begitu uang sewa masuk dan terdeteksi di blockchain, kunci digital apartemen bisa langsung dikirimkan secara otomatis kepada penyewa, semuanya tanpa campur tangan agen atau notaris.
 
Blockchain juga berkembang di NFT sebagai sertifikat digital unik yang membuktikan kepemilikan atas barang-barang digital, seperti gambar, musik, atau video. 
 
Sebuah lukisan digital bisa dijual seharga jutaan dolar, dan bukti keaslian serta kepemilikannya tercatat secara unik dan tak terpisahkan di blockchain, memberikan hak milik yang tidak bisa digandakan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan