Nutanix, sebagai perusahaan pionir dalam solusi cloud dan infrastruktur modern, memahami bahwa untuk mewujudkan AI yang benar-benar berdampak, dibutuhkan landasan kuat,, efisien, dan fleksibel.
Namun efisien saja tidak cukup, dan Nutanix berkomitmen untuk tetap menjaga aspek keamanan dan kepatuhan AI.
Tantangan AI di Level Enterprise
Penerapan AI di level perusahaan atau enterprise tidak sesederhana menjalankan chatbot atau menghasilkan gambar dari teks. Dunia nyata menuntut sesuatu yang jauh lebih kompleks: infrastruktur yang scalable, sistem keamanan data yang kokoh, kepatuhan terhadap regulasi, serta jaminan bahwa sistem AI tidak menyimpang atau menciptakan hasil yang merugikan.“Perusahaan saat ini tidak sekadar mencari solusi AI yang canggih,” ujar Debo Dutta, Chief AI Officer Nutanix, dalam wawancara eksklusif Medcom.id di konferensi .NEXT 2025 di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis, 8 Mei 2025.
“Mereka mencari solusi AI yang bisa dioperasikan dengan aman, diaudit dengan jelas, dan dikendalikan secara penuh oleh organisasi itu sendiri—bukan oleh penyedia model, bukan oleh vendor cloud,” sambungnya.
Itulah latar belakang di balik hadirnya GPT-in-a-Box 2.0, solusi AI generatif privat dari Nutanix. Dibangun sebagai ‘AI platform in-a-box,’ sistem ini dirancang agar perusahaan bisa mengembangkan dan menjalankan model AI mereka sendiri secara lokal, tanpa harus mengirim data sensitif ke cloud publik atau bergantung pada layanan pihak ketiga.
Keamanan dan Privasi sebagai Fondasi
Dalam arsitektur GPT-in-a-Box 2.0, keamanan bukanlah fitur tambahan—melainkan fondasi. Perusahaan dapat mengatur sistem AI-nya di lingkungan on-premises, edge, atau hybrid cloud, semuanya dengan kontrol penuh terhadap data dan model.Di sektor-sektor seperti kesehatan, keuangan, dan pemerintahan, fitur ini bukan sekadar kenyamanan, melainkan kebutuhan mutlak.
“Dalam banyak kasus, AI harus berjalan di dekat sumber data, bukan di cloud terbuka,” jelas Debo. “Baik karena alasan latensi, bandwidth, atau kepatuhan, AI enterprise harus dapat beroperasi di lingkungan yang tertutup tapi tetap powerful,” lanjutnya.
Untuk memperkuat prinsip ini, Nutanix juga bergabung dengan MLCommons AILuminate, sebuah inisiatif global untuk menstandarkan pengujian keamanan AI. Benchmark ini menguji model AI terhadap ancaman nyata seperti konten toksik, bias, pelanggaran privasi, dan bahkan ‘hallucinations’ yang bisa merusak kepercayaan publik.
Dengan turut serta dalam komunitas seperti ini, Nutanix tidak hanya membangun solusi teknis, tapi juga berkontribusi dalam membentuk ekosistem AI yang lebih etis dan aman di tingkat global.
Efisiensi Operasional dan Aksesibilitas
Efisiensi juga menjadi titik berat dalam pendekatan Nutanix. GPT-in-a-Box 2.0 menawarkan penyederhanaan proses AI inference, yaitu tahap menjalankan model terhadap data baru—yang merupakan kebutuhan utama banyak perusahaan saat ini.Dibandingkan proses pelatihan model besar dari awal (training), inference jauh lebih praktis namun tetap kritikal dalam skenario dunia nyata.
GPT-in-a-Box 2.0 hadir dengan antarmuka pengelolaan berbasis Nutanix Cloud Platform (NCP), yang menyatukan deployment, monitoring, dan manajemen sumber daya GPU ke dalam satu dashboard. Hal ini memungkinkan tim IT biasa—bukan hanya data scientist atau engineer AI—untuk mengelola beban kerja AI dengan mudah.
Kehadiran container runtime dan dukungan terhadap berbagai model open-source maupun komersial menjadikan GPT-in-a-Box 2.0 fleksibel untuk diadopsi di berbagai sektor.
Sebagai contoh, sebuah rumah sakit dapat menggunakan model LLM yang telah dioptimalkan untuk menjawab pertanyaan medis, dan menjalankannya langsung di server lokal—menghindari risiko kebocoran data pasien yang sangat sensitif.
AI yang Tetap Dikendalikan Manusia
Salah satu hal paling menonjol dari filosofi Nutanix terhadap AI adalah pentingnya tetap menempatkan manusia sebagai pengendali utama. Meski AI mampu mengambil alih banyak tugas, pengambilan keputusan penting tetap harus berada di tangan manusia.“AI seharusnya menjadi penguat, bukan pengganti,” tegas Debo. “Kita tidak sedang membangun sistem yang mengambil alih manusia, melainkan sistem yang memberdayakan mereka dengan insight yang lebih cepat, akurat, dan terpercaya,” ungkapnya.
Dalam kerangka ini, Nutanix berupaya memfasilitasi perusahaan untuk membangun AI yang transparan, dapat diaudit, dan tunduk pada etika bisnis, bukan sekadar mengejar kecepatan atau hasil sensasional.
Dengan pendekatan yang menyatukan keandalan teknologi, efisiensi operasional, dan komitmen terhadap keamanan serta kontrol, Nutanix menegaskan posisinya sebagai pionir dalam membentuk lanskap AI enterprise yang lebih sehat.
“Ke depan, AI akan meresap ke setiap lini operasional perusahaan. Mereka yang menyiapkan fondasinya hari ini dengan aman dan efisien, akan menjadi pemimpin masa depan dalam transformasi digital,” tutup Debo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News