Aplikasi ini akan dirancang sebagai aplikasi pendamping untuk Instagram, dan ditujukan untuk memungkinkan pengguna berbagi informasi dengan kontak pada daftar Close Friends di Instagram, seperti laporan The Verge.
Facebook tengah menguji aplikasi ini secara internal namun menolak untuk memberikan komentar terkait hal ini. Sementara itu, gambar screenshot ilustrasi untuk aplikasi Threads dilaporkan telah tersebar ke sejumlah media.
Gambar ini menampilkan beberapa petunjuk terkait dengan fitur yang akan diusung aplikasi ini, seperti kemampuan berbagi antar pengguna dan kontak pada daftar Close Friends di Instagram secara otomatis.
Pengguna juga akan dapat mengaktifkan opsi pembagian secara otomatis, sehingga aplikasi akan melakukan update status menyoal pembagian informasi kepada rekan, seperti lokasi, kecepatan dan lainnya.
Facebook diperkirakan tidak akan membiarkan aplikasi membagikan lokasi langsung secara akurat, melainkan akan memberitahukan rekan bahwa pengguna Threads tengah berada dalam perjalanan.
Tersedia juga opsi yang memungkinkan pengguna Threads untuk memperbarui status secara manual. Namun, berbagi informasi ini merupakan fokus sekunder Threads, sebab fokus utamanya tetapkan pesan instan.
Seluruh pesan dari rekan akan muncul di halaman feed utama dan akan ditandai dengan ikon titik hijau untuk menampilkan status bahwa rekan tengah dalam keadaan aktif. Dan pengguna juga akan dapat menemukan unggahan Story Instagram rekan di Threads.
Aplikasi ini juga berbekal kamera, memungkinkan pengguna memotret foto dan merekam video untuk dikirimkan kepada teman dekat mereka. Sayangnya, hingga saat ini belum tersedia informasi terkait waktu kehadiran Threads di publik.
Sebab pengujian internal dilakukan untuk menentukan manfaat aplikasi tersebut, sehingga aplikasi ini juga berpeluang untuk tidak tersedia di publik sama sekali.
Sebelumnya, Facebook akhirnya menutup 216 halaman, grup dan akun di Myanmar yang terkait dengan tentara. Penutupan ini diklaim Facebook sebagai upaya pengurangan manipulasi tentara terhadap publik.
Facebook juga telah menghapus ratusan akun Facebook termasuk akun Kepala Militer Myanmar. Namun, pengguna akun-akun tersebut kembali bergerilya di dunia maya menggunakan nama samaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News