SVP Digital Product GoPay, Timothius Martin menyatakan bahwa penguman ini merupakan hasil kerja keras GoPay hingga bisa berkolaborasi dengan Google. Seperti yang diketahui bahwa selama ini Google Pay hanya lebih banyak menerima pembayaran via kartu kredit atau voucher.
"Di sini, kami ingin memberikan akses yang lebih mudah bagi mereka yang tidak punya kartu kredit agar tetap bisa menikmati berbagai aplikasi dan hiburan yang tersedia di Google Play," ungkap Timothius.
Timothius mengungkapkan bahwa dari penelitian independen mengenai uang elektronik atau pembayaran digital di Indonesia, GoPay menjadi yang paling banyak digunakan. Fakta ini diperoleh dari hasil penelitian oleh FT Confidential Research Mobile Payment, DailySocial dan OJK, serta YouGov.
"Dengan jangkauan pengguna GoPay yang luas ini, kami berharap akan ada lebih banyak masyarakat yang bisa menikmati aplikasi-aplikasi di Google Play sehingga mereka bisa menjalani hobi dan kebutuhan sehari-harinya,” tutur Timothius.
Diungkapkan juga bahwa potensi GoPay di layanan Google Play sangat besar. Pihak GoPay menyebutkan terdapat 150 juta pengguna internet di Indonesia, yang 90 persen di antaranya menggunakan smartphone. Dari 90 persen tersebut sebanyak 81 persen di dalamnya adalah pengguna smartphone Android.
Pihak GoPay juga melaporkan bahwa total pengeluaran masyarakat Indonesia untuk belanja mobile apps di Google Play selama 2018 mencapai lebih dari USD316 juta atau sekitar Rp4,4 triliun. Transaksi belanja aplikasi di Google Play masih didominasi aplikasi game yang meningkat 16,8 persen di awal tahun ini sementara media sosial sebesar 16,4 persen.
Dalam sebuah acara yang digelar Gojek minggu lalu, Co-founder Gojek Grup, Kevin Alwin menyatakan belum berencana memisahkan layanan pembayaran GoPay dari Gojek. Berbeda dari GoLife yang sudah memiliki aplikasi terpisah menampung layanan GoMassage, maupun GoClean yang memiliki GoGlam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News