GoPro dikabarkan akan merumahkan lebih dari 200 posisi full-time, dan akan ditinggalkan oleh Tony Bates, yang bergabung sebagai presiden GoPro sejak bulan Juni 2014 lalu, pada akhir tahun ini. Bates sebelumnya menjabat sebagai Executive Vice President di Microsoft, dan CEO untuk Skype Technologies SA.
Penutupan divisi entertainment juga disebut sebagai indikasi bahwa GoPro mempersempit visinya, dan memutuskan untuk terfokus pada aktvitas inti mereka, serta menghentikan hal lain yang dinilai tidak menghasilkan keuntungan.
GoPro menyebut restrukturisasi ini akan mengurangi biaya operasional sekitar USD650 juta pada tahun 2017, dan akan membantunya dalam mencapai tujuan mereka meraih keuntungan kembali pada tahun depan. Perusahaan ini memprediksi dapat menghasilkan biaya restrukturisasi sebesar USD33 juta, seperti yang laporan Bloomberg.
Perusahaan ini menghadapi permasalahan terkait produksi yang mengecewakan pada drone Karma, mengakibatkannya harus melakukan proses recall pada sekitar 2.500 unit. GoPro juga menerima tuntutan, yang mengklaim perusahaan ini telah melanggar hukum keamanan federal.
GoPro dinilai melakukan kesalahan dan memberikan pertanyaan kurang tepat terkait drone tersebut. Keluhan ini termasuk tuduhan bahwa GoPro telah melebih-lebihkan kemampuan perangkat drone miliknya dan permintaan konsumen akan produk tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News