Vice President of Cloud Systems and Platforms Apple Payam Mirrashidi.
Vice President of Cloud Systems and Platforms Apple Payam Mirrashidi.

AWS re:Invent 2025

Apple Buka-Bukan Migrasi ke Server Chip ARM: Kinerja Naiki 40%, Potong Biaya 30%

Surya Perkasa • 05 Desember 2025 15:31
Las Vegas: Ada hal unik yang terjadi dalam AWS re:Invent 2025. Eksekutif senior Apple yang jarang mengungkap informasi di luar acara resmi Apple naik panggung buka-bukaan data mereka.
 
Vice President of Cloud Systems and Platforms Apple, Payam Mirrashidi, naik ke atas panggung AWS untuk membongkar strategi infrastruktur cloud yang selama ini dijaga ketat. Mereka mengakui selesai migrasi signifikan untuk layanan intinya.
 
Migrasi yang dilakukan termasuk App Store, Apple Music, Apple TV, dan Podcasts—ke server berbasis chip Graviton custom AWS. Yang mengejutkan, hasilnya melampaui ekspektasi. 

"Kami telah melihat peningkatan kinerja 40% dan pengurangan biaya 30% dengan menulis ulang layanan inti dalam Swift dan memindahkan beban kerja ke Graviton," tegas Mirrashidi dalam acara AWS re:Invent 2025, Las Vegas, Kamis, 4 Desember 2025.
 
Pengakuan ini adalah bukti nyata pertama dan paling berdampak dari strategi "do-it-yourself silicon" AWS. Selama ini, klaim efisiensi chip Graviton lebih banyak berasal dari AWS atau pelanggan skala menengah. 
 
Kehadiran Apple sebagai sebuah perusahaan dengan standar performa dan keamanan tertinggi, serta beban kerja yang melayani miliaran pengguna, memberikan validasi level yang sangat berbeda.
 
Mirrashidi mengisahkan perjalanan ini dimulai dari dalam. Timnya yang membangun salah satu layanan data internet terbesar di planet ini, menghadapi tekanan skalabilitas. Biaya yang Apple tanggung berkali-kali lipat perusahaan lain.
 
Selama bertahun-tahun, stack teknologi mereka bergantung pada Java dan C++. Namun, teknologi ini menjadi semakin rumit untuk dikembangkan. "Bahkan lebih sulit lagi untuk didukung dalam skala produksi," kata Mirrashidi.
 
Keputusan untuk mengadopsi Swift di server dan menjalankannya di atas Graviton menciptakan sinergi yang kuat. Apalagi, keduanya sama-sama berbasis arsitektur ARM
 
Mirrashidi tidak hanya berhenti pada angka. Ia memberikan contoh spesifik yang sedang berjalan. Sistem deteksi spam di iOS 26.
 
"Kami menggunakan Swift pada Graviton untuk menskalakan operasi komputasi-intensif di balik layanan yang membantu kami mendeteksi nomor telepon mencurigakan sambil menjaga privasi ratusan juta pengguna," jelas Mirrashidi. 
 
Yang menarik, sistem ini dibangun dengan enkripsi homomorfik menggunakan pustaka Swift open-source Apple. Sistem ini memungkinkan komputasi data serverless yang aman. Data pengguna pun tak perlu didekripsi.
 
Pengakuan Apple ini bisa dianggap tamparan keras bagi pemasok chip server tradisional x86 di pasar enterprise. Seperti Intel dan AMD. Ini menunjukkan bahwa arsitektur ARM siap mengambil porsi besar di data center. Apalagi ARM sukses mendominasi mobile dan perlahan merangsek ke PC melalui Apple Silicon.
 
"Apple pindah ke ARM lebih dari satu dekade lalu untuk menggerakkan perangkat kami, dan sekarang kami melihat nilai yang sama dengan berpindah ke Graviton berbasis ARM," kata Mirrashidi.
 
Bagi AWS, testimoni Apple ini menjadi senjata pemasaran terkuat untuk Graviton. Ini memberikan kredibilitas yang tak terbantahkan bagi perusahaan lain yang masih ragu untuk melakukan migrasi ke arsitektur ARM.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan