Dalam sambutannya, Tan Kiat How, Menteri Negara Senior Kementerian Pembangunan Digital dan Informasi serta Kementerian Kesehatan, sekaligus Pelindung GASA Singapore Chapter, mengumumkan serangkaian inisiatif kunci yang menggarisbawahi upaya kolektif Singapura melawan penipuan. Pengumuman ini juga memperkuat koalisi regional Global Anti-Scam Alliance (GASA) yang terus berkembang.
Salah satu inisiatif penting adalah bergabungnya GovTech Singapore dengan Global Signal Exchange (GSE). GovTech Singapore menjadi lembaga pemerintah pertama di dunia yang berkomitmen untuk bertukar sinyal penipuan melalui GSE, sebuah langkah krusial untuk mengganggu operasi penipuan. GSE, yang didirikan bersama oleh Oxford Information Labs Research (OXIL), Google, dan GASA, adalah pusat kliring global pertama untuk berbagi sinyal ancaman penipuan dan penipuan.
Google.org, cabang filantropi Google, juga mengumumkan pendanaan sebesar USD5 juta kepada The ASEAN Foundation. Dana ini bertujuan untuk memperluas sumber daya pencegahan penipuan daring kepada 3 juta orang di seluruh Asia Tenggara, termasuk memperbesar permainan edukasi "Be Scam Ready" yang dirancang untuk membangun ketahanan terhadap ancaman daring.
Selain itu, sebuah laporan baru mengenai pembangunan ketahanan terhadap penipuan dan penipuan yang didukung secara digital di Asia Tenggara dirilis oleh Tech for Good Institute bekerja sama dengan Bamboo Builders.
Laporan ini menekankan perlunya pendekatan "seluruh masyarakat" untuk memerangi penipuan daring. Bamboo Builders juga mengumumkan game web imersif "ScamWISE Squad" sebagai bagian dari Program Edukasi Nasional ScamWISE SG, yang dijadwalkan rilis penuh pada tahun 2026.
Jaringan GASA juga mengalami ekspansi signifikan di Asia Tenggara, dengan didirikannya babak operasional baru di Indonesia dan Filipina, bergabung dengan babak yang sudah ada di Singapura. Perluasan ini menciptakan jaringan regional yang lebih kuat untuk memerangi penipuan daring.
Laporan terbaru GASA, "State of Scams in Southeast Asia 2025 Report," mengungkapkan skala masalah yang mengkhawatirkan. Konsumen di wilayah ini kehilangan estimasi USD23,6 miliar akibat penipuan dalam setahun terakhir, dengan rata-rata kerugian USD660 per orang. Laporan ini juga menemukan bahwa 63% penduduk Asia Tenggara telah mengalami penipuan.
Jorij Abraham, Managing Director GASA, menekankan urgensi tindakan, menyatakan bahwa penipuan daring bukan hanya ketidaknyamanan konsumen, tetapi juga tantangan keamanan global yang merusak kepercayaan digital dan ketahanan ekonomi.
Pertemuan ini menegaskan bahwa kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil, serta penggunaan teknologi untuk melawan teknologi, sangat penting untuk mengatasi ancaman penipuan yang terus berkembang pesat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id