Menurut laporan Kaspersky, hampir 50 juta serangan malware pada perangkat terdeteksi dan dicegah sepanjang tahun 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 15% dibandingkan dengan tahun 2023, dengan tercatat hampir 43 juta serangan serupa. Serangan-serangan ini memanfaatkan perangkat fisik untuk menyebarkan perangkat lunak berbahaya, mengeksploitasi kepercayaan pengguna pada media penyimpanan eksternal.
Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, mengungkapkan kasus mengkhawatirkan di mana drive USB aman yang dikembangkan oleh entitas pemerintah di Asia Tenggara telah disusupi.
"Kode berbahaya telah disuntikkan ke dalam perangkat lunak manajemen aksesnya, yang memungkinkannya untuk mencuri file rahasia dan menyebarkan infeksi ke drive lain," jelas Yeo. Insiden ini menyoroti tingkat kecanggihan ancaman yang semakin meningkat.
Analisis regional menunjukkan variasi yang signifikan dalam tingkat serangan. Singapura mencatat lonjakan tertinggi dengan peningkatan sebesar 88% antara tahun 2023 dan 2024, diikuti oleh Malaysia (47%), Vietnam (25%), Thailand (20%), dan Filipina (16%). Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mengalami penurunan ancaman lokal sebesar 3%.
Kaspersky menekankan pentingnya kewaspadaan dan tindakan proaktif dalam keamanan siber bagi bisnis dan organisasi di Asia Tenggara. "Dengan memahami risiko siber dan menerapkan pertahanan yang kuat, organisasi dapat melindungi diri dari ancaman yang terus berkembang ini," tambah Yeo.
Untuk menghindari menjadi korban serangan tertarget, Kaspersky merekomendasikan beberapa langkah, termasuk memberikan tim SOC akses ke intelijen ancaman terbaru, meningkatkan keterampilan tim keamanan siber, menerapkan solusi keamanan tingkat perusahaan, dan menggunakan solusi terpusat dan otomatis untuk perlindungan menyeluruh. Selain itu, pelatihan kesadaran keamanan dan pembaruan sistem operasi dan perangkat lunak secara teratur juga sangat penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News