Foto: BRIN
Foto: BRIN

BRIN Dukung Teknologi Hasil Riset untuk Pelaku Usaha

Mohamad Mamduh • 11 Oktober 2024 16:04
Jakarta: Saat ini terdapat 65 juta UMKM di Indonesia, dan sekitar 99% adalah usaha mikro. Para pelaku usaha mikro ini adalah yang paling rentan dan terbatas aksesnya terhadap inovasi dan teknologi. Banyak literatur yang menyebutkan bahwa inovasi dan pemanfaatan teknologi  menjadi salah satu kendala yang banyak dihadapi oleh para pelaku UMKM khususnya usaha mikro.
 
Jika bicara inovasi dan teknologi untuk mendukung UMKM  tidak terbatas pada penggunaan teknologi digital saja. Saat ini digitalisasi sangat penting untuk pemberbaiki proses, manajemen, memperluas pasar, dan memudahkan interaksi dengan pelanggan, dsb.
 
Hal tersebut dikemukakan Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, BRIN, Dadan Nugraha saat Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan (IDEAL). Bertempat di Gedung BJ. Habibie Jakarta pada Kamis 10 Oktober 2024.

Namun demikian yang tidak kalah penting, bagaimana inovasi dan teknologi dapat meningkatkan kualitas produknya.Banyak hasil riset dan kepakaran di BRIN terkait upaya menciptakan produk yang lebih baik, berkualitas, memiliki simpan yang lebih panjang, dll. ‘’Hal itulah yang ditawarkan BRIN kepada pelaku usaha UMKM. Maka dari itu BRIN terbuka untuk bisa diakses oleh siapapun termasuk para pelaku usaha khususnya pelaku UMKM di tanah air,’’ kata Dadan.
 
Dadan juga berterima kasih atas kolaborasi yang sudah dijalankan, khususnya dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek), Sampoerna Foundation, dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Semoga semakin banyak  lagi UMKM yang terlibat untuk bekerjasama, dalam memberikan pendampingan kepada UMKM hasil kurasi yang dilakukan oleh Inotek.
 
‘’Secara prinsip kami sangat mensupport bagaimana agar hasil-hasil riset dan kepakaran para perisat yang ada di BRIN bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha khususnya pelaku UMKM,’’ ungkap Dadan.
 
Anggota Dewan Pembina Inotek, Sachin V. Gopala menjelaskan tentang pentingnya digitalisasi. Karena digitalisasi adalah kebutuhan, bukan pilihan, serta transformasi digital mengubah cara kerja, komunikasi, dan kehidupan sehari-hari.
 
‘’Peran UMKM dalam ekonomi yakni sebagai pendorong lapangan kerja dan inovasi, juga sebagai strategis untuk ketahanan ekonomi lokal. Sedangkan tantangan yang dihadapi UMKM, yakni adanya persaingan ketat dan perkembangan teknologi yang cepat dan rendahnya inovasi dan penerapan teknologi dalam produk,’’ jelas Sachin.
 
Sachin mengatakan program UMKM untuk Indonesia dapat menjawab tantangan melalui rangkaian kegiatan, seperti ; workshop, pelatihan, pendampingan dan legalitas usaha. Juga fasilitas barcode, perluasan akses pasar, dan pendampingan riset dan teknologi.
 
Digitalisasi imbuh Sachin, dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk UMKM. Disamping itu kolaborasi antara UMKM dan institusi riset serta pihak swasta sangat penting untuk solusi yang relevan.
 
Dirinya menekankan pentingnya inovasi dan digitalisasi bagi UMKM dalam menghadapi tantangan globalisasi. ‘’Dengan adanya program dan kolaborasi yang kuat, diharapkan UMKM dapat meningkatkan daya saing dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia,’’ harap Sachin.
 
Sementara itu Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna TBk, Arief Triastika  menyampaikan, UMKM adalah tulang punggung perekonomian nasional yang selama ini membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Salah satu tantangan UMKM adalah dapat berkembang dan dapat berkelanjutan.
 
Oleh karena itu tambah Arief,  Inotek dan SETC berupaya untuk menjawab tantangan tersebut melalui serangkaian program pendampingan UMKM. Tentunya dengan mengedepankan kepada 36 topik pelatihan termasuk digitalisasi, legalitas usaha, pemanfaatan Qris, dan sebagainya.
 
Menurut Arief, hal tersebut bertujuan untuk memperluas akses pasar hingga menjadi pendamping dan untuk bisa mengembangkan bisnis dari para UMKM peserta. ‘’Kami di Sampoerna untuk Indonesia percaya bahwa digitalisasi dan pendampingan adalah kunci untuk mendukung UMKM agar menjadi semakin berdaya dan menjadi bagian penting dari rantai pasok global,’’ ucap Arief.
 
Ia pun memperkenalkan peran dan kiprah Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), yang didirikan sejak tahun 2007. Disebutkan SETC merupakan sarana atau program pelatihan kewirausahaan terintegrasi menjadi bagian dari upaya pelatihan dan pendampingan UMKM, yang meliputi hard dan soft skill hingga networking bagi para pelaku usaha.
 
‘’Kami percaya digitalisasi adalah peluang baru bagi UMKM dan ini membutuhkan dukungan dari semua pihak. Mari bersama kita lanjutkan kolaborasi yang baik ini, agar semakin banyak UMKM Indonesia dapat berkembang, naik kelas, dan go global,’’ pungkas  Arief.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan