Solusi ini memanfaatkan puluhan ribu BTS nirkabel yang ada untuk secara signifikan meningkatkan efisiensi konstruksi jaringan FTTH, serta menciptakan sebuah mode konstruksi yang sepenuhnya baru untuk penyebaran jaringan fiber broadband skala besar secara efisien dan berbiaya rendah.
Broadband telah menjadi infrastruktur kunci dalam kehidupan sosial, khususnya selama pandemi Covid-19 ketika begitu banyak kegiatan termasuk pekerjaan dan hiburan dilakukan dari rumah, sehingga fiber broadband menjadi salah satu sumber daya pokok seperti halnya air, listrik, dan gas.
Dalam Rencana Strategis 2020-2024 yang diluncurkan pada tahun 2020, Kementerian Komunikasi dan Informatika mensyaratkan perluasan pengembangan infrastruktur jaringan dan Penguatan infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi dan layanan dasar.
Target yang ingin dicapai adalah pada tahun 2024, 60 persen dari 7.175 wilayah administratif di Indonesia sudah tercakup dalam jaringan fiber broadband nasional. Di saat yang sama, tarif layanan broadband dapat dipangkas dari 11 persen per kapita menjadi hanya 7 persen.
Untuk mendukung strategi pengembangan broadband nasional inilah, XL Axiata, operator seluler terdepan di Indonesia, telah mencanangkan FMC sebagai fokus korporasi dan melaksanakan pengembangan FTTH secara masif.
Untuk itu pula, perusahaan ini mengakuisisi LinkNet, operator jaringan tetap, pada tahun 2022 untuk terus meningkatkan investasi dalam pasar broadband dalam negeri.
Saat ini jaringan FTTH XL Axiata telah mencakup lebih dari 700 ribu rumah tangga di Indonesia, merangkul 100 ribu pengguna fiber broadband rumah tangga, serta menyediakan layanan akses jaringan di sejumlah kota termasuk Jabodetabek, Medan, Palembang, Bandung, Purwokerto, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Makassar, Balikpapan, Cirebon, Banjarmasin dan Banjarbaru.
Untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam, XL Axiata menawarkan lima paket layanan konvergensi.
Dengan paket tertinggi yang memberikan kepada pengguna kecepatan akses fiber broadband sebesar 1Gbps dan kuota data 300GB, serta paket paling ekonomis yang memberikan kecepatan fiber broadband 30 Mbps dan kuota data sebesar 15 GB dengan harga hanya Rp274.000 per bulan.
Jaringan FTTH merupakan proyek sistematis yang kompleks dan menantang, tidak terkecuali untuk XL Axiata. Terbatasnya jumlah equipment room dan jauhnya jarak dari target pengguna menjadi tantangan bagi XL dalam membangun jaringan FTTH skala besar.
Salah satu tantangan yang umum terjadi adalah banyaknya waktu dan biaya yang diperlukan untuk menggali saluran, menanam kabel, dan menyambungkan fiber.
XL Axiata mengambil inisiatif dengan menerapkan solusi AirPON dari Huawei di salah satu area yang menjadi target mereka.
Agar dapat menyebarkan OLT Blade dengan cepat, XL Axiata menggunakan puluhan ribu BTS nirkabel di seluruh negeri. Hanya diperlukan waktu 2 jam untuk instalasi dan penyediaan layanan Blade OLT.
Selain itu, BTS ini terletak tak jauh dari pengguna akhir, dan tiap BTS mencakup area dengan radius tak lebih dari 1 km. Artinya, jaringan fiber yang harus dibangun dapat dipangkas secara signifikan.
Kabel optik jarak jauh memiliki sedemikian banyak inti dan lapisan pelindung logam, dan sebagai akibatnya kabel sepanjang 5 km dapat memiliki bobot ratusan kilogram dan penanganannya memerlukan mesin berat.
Sebaliknya, kabel optik jarak pendek memiliki sedikit inti, dan kabel sepanjang 1 km memiliki bobot hanya belasan kilogram. Pemasangan dan instalasi kabel jarak pendek dapat dikerjakan tanpa bantuan alat berat, dengan demikian meningkatkan efisiensi pekerjaan secara nyata.
XL Axiata saat ini telah menyelesaikan konstruksi situs komersial AirPON pertamanya di Villa Nusa Indah. Solusi AirPON diharapkan dapat mengurangi pekerjaan akuisisi, memangkas biaya konstruksi, serta secara signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan seluruh pekerjaan tersebut.
Setelah konstruksi rampung, satu situs AirPON dapat mencakup 1.000 rumah tangga pengguna dan mendongkrak efisiensi konstruksi jaringan FTTH.
“Kami telah merasakan sendiri kemampuan luar biasa AirPON dalam mendongkrak efisiensi konstruksi jaringan FTTH. XL Axiata tengah merencanakan penyebaran jaringan AirPOn skala besar untuk dengan cepat membangun jaringan konvergensi FTTH+nirkabel bermutu tinggi di seluruh penjuru tanah air,” kata CTO XL Axiata I Gede Darmayusa.
Sementara itu Alex Xing, Chief Technology Officer Huawei Indonesia, mengatakan, Huawei memiliki komitmen membantu operator untuk dengan cepat dan efisien membangun jaringan tingkat lanjut yang dapat memenuhi kebutuhan di masa depan.
"Huawei akan terus menyediakan solusi inovatif untuk mendukung transformasi XL Axiata menjadi operator FMC, dan membantu Indonesia mewujudkan konstruksi broadband nasional."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News