Mavic Air, namanya memang serupa dengan nama drone berukuran mini yang tahun lalu sudah dirilis lebih dulu yakni Mavic Pro. Dikutip dari Digital Trends, Mavic Air yang diperkenalkan di New York memang diciptakan sebagai adik Mavic Pro.
Hal yang paling membedakan Mavic Air dari Mavic Pro adalah bobotnya yang 41 persen lebih ringan dengan beberapa fitur cerdas yang lebih lengkap. Ukurannya juga lebih kecil dari Mavic Pro.
Untuk desain Mavic Air masih mengusung form factor Mavic Pro yakni 4 buah propeller yang bisa dilipat sehingga drone ini bisa masuk di saku jaket. Kemapuan terbangnya dibekali 7 sensor kamera yang bisa memetakan posisinya.

Mavic Air bisa melaju sambil membaca rintangan yang ada di depannya menghindari tabrakan. Fitur semacam ini sebetulnya sudah ada sejak 2016 namun hanya ada di drone profesional atau yang lebih besar.
Berkat teknologi tersebut Mavic Air memiliki fitur active tracking seperti di DJI Phantom 4, drone bisa terus terbang mengikuti objek bergerak lincah menghindari rintangan yang ada di depannya.
Ada juga fitur Quickshot yang membuat pengambilan video zoom-out mudah dengan 3 mode pengambilan yaitu Panorama, Boomerang, dan Asteroid. Mavic Air dibekali kamera dengan sensor 1/2.3 inci yang mampu merekam video 4K 24 fps atau 30 fps.
Untuk mengabadikan foto, Mavic Air memiliki kamera 12MP wide angle 24mm dengan bukaan lensa f/2.8. Kemampuan terbangnya sendiri bisa mencapai 67 km per jam tanpa dan masih mampu melayang dalam posisi stabil dengan tiupan angin berkecepatan 32 km per jam.
Drone ini bisa terbang untuk durasi 21 menit dalam sekali pengisian daya serta kapasitas memori internal sebesar 8GB. DJI Mavic Air kabarnya dijual dengan harga USD799 atau sekitar Rp10 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News