Ilustrasi
Ilustrasi

Luputnya UMKM dalam Perkembangan AI di Indonesia

Mohamad Mamduh • 30 Agustus 2024 16:37
Jakarta: Adopsi AI di Indonesia diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi hingga USD366 miliar pada tahun 2030. Sejak pemerintah merumuskan kerangka kebijakan AI secara menyeluruh dalam Strategi Nasional Kecerdasan Buatan 2020-2045 (Stranas KA), ada keyakinan dan dukungan yang tinggi dari para pelaku bisnis.
 
Banyak perusahaan yang sangat ingin menggunakan AI dalam operasi mereka untuk meningkatkan produktivitas, margin yang lebih tinggi, dan membangun hubungan dengan pelanggan yang jauh lebih baik. Bagaimanapun juga, AI dapat menjadi katalis untuk potensi besar ekonomi Indonesia.
 
Dalam diskusi saya dengan para pelanggan, pertanyaan sekitar, “Bagaimana caranya agar kita dapat mengimplementasikan AI?”, “Apa yang kita perlukan untuk menjadi perusahaan yang menggunakan AI?”, dan “Bagaimana cara mengurangi risikonya?” sering muncul ketika perusahaan mengkaji ulang kesesuaian AI dengan strategi transformasi digital mereka. 
 
Stagnasi AI menghambat adopsi
Namun, besarnya antusiasme terhadap AI juga dapat membuat organisasi merasa terbebani, sehingga menyebabkan terjadinya perlambatan dalam penerapan AI. Beberapa orang ragu untuk mengambil tindakan terhadap AI karena kompleksitas dan ketidakpastian yang dirasakan dari teknologi ini, terutama dalam dilema etika, karena keputusan berbasis AI rentan terhadap ketidakakuratan, hasil yang diskriminatif, serta bias yang dimasukan atau disisipkan.
 
Laporan State of IT edisi ke-3 dari Salesforce menunjukkan bahwa meskipun 86% pemimpin TI di Indonesia percaya bahwa AI akan segera memainkan peran penting dalam organisasi mereka, namun sebanyak 53% masih memiliki kekhawatiran mengenai etika praktek.
 
UMKM yang tertinggal
Seperti halnya perusahaan besar, UMKM juga menghadapi kenaikan inflasi, kenaikan biaya, dan gangguan bisnis. Mereka juga rentan terhadap dampak stagnasi AI, mungkin lebih rentan dibandingkan perusahaan besar, dengan beberapa tantangan yang lebih berat.
 
UMKM memiliki sumber daya yang jauh lebih sedikit dan tidak memiliki kemampuan untuk implementasi dan menerapkan teknologi ke dalam kasus-kasus bisnis. Maka, tidak mengherankan jika UMKM kurang mendapat perhatian dalam pembahasan mengenai AI di Indonesia saat ini.
 
Meskipun UMKM mengakui AI sebagai tren bisnis utama, hanya sebagian kecil UMKM di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi tersebut ke dalam operasi mereka, apalagi mengadopsi AI.  Hanya 34% dari 66 juta UMKM di Indonesia yang telah mentransformasi operasi mereka secara digital.
 
Namun, ada manfaat yang jelas bagi perekonomian Indonesia dengan memberdayakan UMKM dengan AI, mengingat mereka mewakili 99% dari keseluruhan unit usaha. Dengan AI, UMKM dapat meningkatkan pengalaman pelanggan mereka, mendorong efisiensi operasional, dan yang lebih penting lagi, meningkatkan pendapatan mereka, yang merupakan prioritas utama bagi UMKM.
 
Jadi, di manakah letak mata rantai yang hilang yang akan memungkinkan lebih banyak UMKM untuk mengadopsi AI?
 
Memprioritaskan aplikasi AI yang praktis dan dikembangkan secara bertahap 
Dengan sumber daya yang terbatas, UKM perlu memastikan bahwa investasi AI dapat menghasilkan pengembalian atas investasi yang kuat. Ini berarti memprioritaskan kasus penggunaan AI yang praktis dan memberikan nilai tambah yang paling besar, lalu memperluas pelatihan dan menambahkan kasus penggunaan sesuai kebutuhan. 
 
Sebagai contoh, UKM dapat memulai dengan menerapkan AI dalam fungsi layanan mereka. Tim layanan memainkan peran penting dalam perjalanan pelanggan secara keseluruhan, dan memiliki peluang yang unik untuk membangun hubungan dan loyalitas pelanggan yang lebih kuat.

Dengan AI, tim layanan dapat menampilkan jawaban dan data dari sistem yang berbeda secara efisien dan mempersingkat penyelesaian kasus. Hal ini memberikan waktu lebih banyak bagi tim layanan untuk fokus menghadirkan pengalaman pelanggan yang dipersonalisasi dan meningkatkan pendapatan.
 
Bayangkan situasi ini: Seorang pelanggan menghubungi hotline layanan pelanggan untuk menanyakan tingkat kedalaman ketahanan air pada kamera GoPro mereka. Dengan menganalisis riwayat transaksi pelanggan di masa lalu, AI dapat menentukan model yang tepat yang dimiliki pelanggan dan tingkat kedalaman ketahanan airnya, dan menyusun tanggapan untuk disampaikan kepada agen layanan.
 
Pelanggan ingin mengetahui apakah kamera GoPro mereka cocok untuk petualangan menyelam di bawah air di Kepulauan Gili. Dengan mengetahui tingkat kedalaman ketahanan air dari kamera pelanggan dan kedalaman penyelaman maksimum di Kepulauan Gili, AI dapat memberi rekomendasi agar pelanggan membeli model yang lebih baru dengan fitur ketahanan air yang lebih baik, atau merekomendasikan agar mereka membeli pelindung ketahan air yang terpisah untuk kamera.
 
Dengan menyatukan data eksternal dan pelanggan untuk menghasilkan rekomendasi yang dipersonalisasi untuk ditindaklanjuti oleh agen layanan, AI meningkatkan efisiensi mereka dan menciptakan peluang untuk meningkatkan pendapatan melalui penjualan tambahan dan penjualan silang.
 
Jika dilakukan dengan benar, AI dapat membantu mengubah fungsi layanan, yang biasanya dianggap sebagai sumber pengeluaran, menjadi sumber pendapatan.
 
Solusi AI bawaan mengurangi hambatan dalam penerapan AI 
Tanpa keahlian internal untuk mengimplementasikan AI, UKM membutuhkan solusi AI bawaan yang dapat berintegrasi secara menyeluruh ke dalam infrastruktur yang sudah ada tanpa perlu merombak sistem TI. Solusi AI bawaan mengurangi kompleksitas, dan dapat membantu UKM menerapkan dan meningkatkan skala AI di seluruh bisnis dengan mudah karena hambatan untuk masuknya rendah.
 
Solusi AI ini dapat mengurangi volume pekerjaan manual pada karyawan dan memungkinkan mereka menangani tugas-tugas penting yang mendorong hasil bisnis dengan cepat. Dengan AI sebagai asisten virtual, karyawan dapat dengan mudah mengotomatiskan tugas-tugas manual seperti melacak prospek penjualan, mengelola kasus penggunaan layanan pelanggan, dan menyusun email pelanggan – memberikan mereka lebih banyak fleksibilitas untuk fokus pada pekerjaan strategis.
 
Dengan meningkatkan produktivitas menggunakan AI, karyawan dapat fokus pada analisis kesenjangan pasar dan kebutuhan pelanggan, memberdayakan mereka untuk mengembangkan produk atau layanan inovatif yang membedakan bisnis mereka dari para pesaing.
 
Manfaatkan Dukungan dari Ekosistem yang Lebih Luas 
Pemerintah memainkan peran sentral dalam mewujudkan akses bagi UMKM terhadap teknologi transformatif seperti AI. Sangat menggembirakan melihat dukungan aktif pemerintah Indonesia terhadap adopsi AI dan berbagai teknologi digital melalui berbagai inisiatifnya.
 
Namun, talenta yang terampil masih menjadi tantangan utama bagi banyak UMKM. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah meluncurkan tiga program untuk mempercepat literasi digital di Indonesia. Digital Talent Scholarship (DTS) bertujuan untuk meningkatkan kompetensi digital mahasiswa dan profesional Indonesia, dengan fokus pada berbagai bidang seperti AI, data science, pemasaran digital, dan keamanan siber.
 
Sementara itu, Digital Leadership Academy bertujuan untuk menumbuhkan pemimpin yang mahir dalam mengelola dan mendorong transformasi digital dalam organisasi dan berbagai sektor. Program ini memberikan para pemimpin keterampilan dan pengetahuan penting yang dibutuhkan untuk menavigasi kompleksitas lanskap digital.
 
Pahami bahwa AI yang Hebat Dimulai dengan Data yang Hebat 
AI generatif harus didasarkan pada data yang tepercaya dan dapat diandalkan. Jika tidak, respons yang dihasilkan bisa jadi bersifat umum, dan tidak banyak berguna bagi bisnis.
 
Dengan 34% UKM yang telah mengadopsi teknologi digital, UKM memiliki data yang mereka butuhkan untuk mendorong hasil AI yang signifikan. Tantangan yang ada saat ini adalah menyatukan data yang terpisah-pisah agar AI dapat memberikan hasil yang kontekstual, akurat, dan berguna. Menyiapkan fondasi data yang kuat akan menempatkan UKM pada posisi terbaik untuk memanfaatkan AI.
 
Langkah Selanjutnya
Mengimplementasikan AI bukanlah tugas yang bisa dilakukan dalam semalam, dan UKM perlu mengambil pendekatan yang bijaksana untuk memastikan bahwa investasi AI mereka selaras dengan strategi pertumbuhan bisnis mereka dan menghasilkan pengembalian atas investasi.
 
Jika dilakukan dengan benar, AI memiliki potensi untuk meningkatkan level persaingan bagi UKM. Dengan AI, UKM dapat membangun ketahanan dan memposisikan diri mereka untuk pertumbuhan dan kesuksesan, di tengah lanskap bisnis yang semakin menantang.
 
(Iman Muhammad, Wakil Presiden Regional dan Country Director, Salesforce Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan