Aplikasi ini bernama CamScanner. Dari data Google Play Store, aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 100 juta kali dan sudah tersedia sejak tahun 2010. Sayangnya, temuan berbahaya ini tidak ditemukan oleh Google sebagai penyedia platform melainkan pihak lain.
Dikutip dari Engadget, kabar ini diketahui pertama kali dari temuan perusahaan antivirus Kaspersky. Dalam situs resmi Kaspersky disebutkan bahwa mereka menemukan daftar iklan yang akan muncul dari aplikasi ini. Salah satu iklan tersebut ternyata memiliki fitur yang memungkinkan untuk malware menyusup ke dalam smartphone.
Kaspersky mengklaim metode dan modul di dalamnya serupa dengan malware bawaan atau pre-instal pada smartphone buatan Tiongkok.
Kaspersky menduga bahwa hal ini terjadi karena pembuat aplikasi bekerja sama dengan penyedia iklan yang tidak dikenali secara persis terkait keamanannya.
Disebutkan bahwa malware yang ditemukan adalah jenis Trojan-Dropper.AndroidOS.Necro.n. Jadi saat aplikasi CamScanner berjalan maka modul malware di dalamnya akan berusaha terhubung ke internet dan mulai melakukan tugas dengan memuat komponen bahasa program untuk melepaskan malware.
Beruntung dalam proses tersebut Kaspersky berhasil menemukan petunjuk alamat server yang digunakan untuk menyimpan dan mengirim malware tadi. Server ini juga digunakan oleh peretas untuk melakukan aksinya. Perangkat yang terinfeksi bisa mengalami kebocoran data akibat malware ini.
Salah satu dampaknya adalah peretas bisa mencuri data penting seperti informasi akun finansial atau perbankan di dalam smartphone. Kemudian mereka bisa menggunakannya untuk mencuri uang atau melakukan transaksi tanpa diketahui korban melalui smartphone tadi.
Kaspersky menyebutkan bahwa laporan ini sudah diterima pihak Google. Aplikasi CamScanner sendiri sudah tidak tersedia lagi di Play Store, tapi pihak developer aplikasi ini belum memberikan tanggapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News