Mengutip GSM Arena, laporan terbaru menyebut SpaceX tengah bekerja keras untuk mempercepat waktu peluncuran layanan ini dengan meluncurkan satelit sebanyak yang dimungkinkan dan mengoperasikannya pada tahun ini dan tahun depan.
Upaya tersebut termasuk upaya untuk melakukan 100 penerbangan dalam kurun waktu dua setengah bulan. Dan pada tahun 2024, jadwal penerbangan ini lebih ambisius, dengan 12 penerbangan dalam satu bulan, atau total 144 misi selama tahun 2024.
Juru bicara SpaceX menyebut bahwa pihaknya akan menguji coba komunikasi Direct-to-Cell dengan Starlink, dan hal ini merupakan fitur utama yang dapat ditambahkan untuk pengguna pada tahun 2024 mendatang berkat 144 penerbangan tersebut.
Sebagai pengingat, Starlink menjanjikan akan peluncuran perdana layanan Direct-to-Cell hanya berupa pesan teks. Sedangkan versi lengkap dari layanan LTE satelit dengan kecepatan hingga 2Mbps direncanakan akan dirilis pada tahun 2025.
Kemampuan ini dilaporkan membutuhkan satelit secara fisik berukuran lebih besar yang akan diluncurkan dengan menumpang pada pesawat ruang angkasa Starship milik SpaceX. Sementara itu, SpaceX harus merancang unit berukuran sedang, yang masih lebih besar dibandingkan dengan model versi lama, namun mampu menerbangkan roket Falcon 9.
Paket paling populer T-Mobile, diperkirakan Magenta MAX, akan dapat mengakses koneksi Starlink tanpa biaya tambahan, sedangkan pelanggan paket lebih terjangkau dapat membayarkan biaya tambahan untuk mendapatkan akses tersebut.
Namun, Starlink juga telah memiliki kesepakatan dengan sejumlah operator seluler di seluruh dunia, termasuk Optus di Australia, Rogers di Kanada, KDDI di Japan, One NZ di Selandia Baru, dan Salt di Swiss.
Kendati demikian, informasi soal waktu peluncuran yang saat ini tersedia hanyalah dari T-Mobile di Amerika Serikat. Selain itu, layanan Starlink ini juga dilaporkan hanya ditujukan untuk mencakup wilayah daratan, danau dan daerah pesisir.
Dengan demikian, layanan ini tidak dapat dinikmati oleh pengguna yang berada di laut lepas. Untuk dapat menikmati internet di laut lepas, pengguna perlu berlangganan layanan maritim yang ditawarkan oleh Starlink.
Di daratan, layanan Starlink ini akan mengisi celah dalam cakupan jaringan operator seluler tanpa perlu membangun infrastruktur tambahan. Namun, layanan Starlink ini masih menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat, termasuk soal layanan dan cakupannya, seperti roaming.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News