Head of Strategic Marketing for The Ericsson Group, Patrik Regardh, mengatakan bahwa Jakarta memiliki masalah besar terhadap sistem transportasi. Hal ini menyebabkan penduduknya enggan memanfaatkan sarana angkutan publik yang dinilai tidak nyaman dan efisien.
“Penerapan smart city bisa berdampak pada sistem transportasi yang terintegrasi dan nyama, sehingga membuat orang berminat untuk menggunakan,” katanya.
Penerapan teknologi secara menyeluruh dalam aspek transportasi, mulai dari infrastruktur untuk mengatur sistemnya, sampai pembuatan rute angkutan yang tepat berdampak pada peningkatan produktivitas warganya. Cara pembayaran yang menyatu juga akan memudahkan warga untuk berpergian ke mana saja selama di dalam kota.
“Setiap kota memiliki cara yang berbeda untuk membujuk warganya menggunakan transportasi publik. Kita sendiri sudah paham bahwa Jakarta memiliki masalah sangat serius terhadap kemacetan,” kata Patrik.
Menurut Ericsson, apabila ICT berhasil diterapkan sepenuhnya pada sektor transportasi, jumlah penggunaan kendaraan pribadi juga akan turun. Berkurangnya jumlah kendaraan pribadi secara otomatis mengurangi kemacetan dan polusi udara yang selalu membayangi kota besar.
Jika sudah demikian, jam kerja warganya bisa lebih optimal karena tidak perlu mengorbankan waktu banyak di jalan raya. “Penyediaan jaringan internet gratis untuk publik juga penting,” kata Patrick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News