Charles Huang, Chairman Circular Taiwan Network
Charles Huang, Chairman Circular Taiwan Network

Go Green with Taiwan

Belajar Industri Ramah Lingkungan dari Taiwan

Achmad Firdaus • 23 Juni 2024 16:38
Taipei: Taiwan terus bergerak cepat dalam upayanya mewujudkan misi Net Zero Emission pada tahun 2050. Hal itu ditunjukkan dengan komitmen nyata dari sejumlah perusahaan besar dalam menjalankan industri ramah lingkungan dan berkelanjutan.
 
Climate Crisis atau perubahan iklim menjadi salah satu isu besar yang tak hanya dihadapi Taiwan, tapi juga negara di seluruh dunia. Maka dari itu dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang terlibat didalamnya untuk sama-sama mengambil peranan penting dalam mengurangi pemanasan global yang terjadi di bumi.
 
Taiwan sebagai salah satu pemain besar di bidang teknologi terus mendorong terciptanya masa depan yang lebih baik, dengan menggelar kampanye Go Green with Taiwan yang mengajak perusahaan-perusahaan di dunia untuk memberikan ide-ide cemerlangnya dalam isu keberlanjutan lingkungan dan ekonomi, kelayakan, inovasi, dan terakhir terkait koneksi produk.

"Tujuan utama kami dalam kampanye ini bukanlah peningkatan GDP Taiwan, tapi kolaborasi dengan dunia internasional untuk menghadapi tantangan ini bersama-sama," ujar Chairman TAITRA, James Huang, saat berbincang dengan 13 perwakilan media dari berbagai belahan dunia, termasuk Medcom.id sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia.
 
Dalam kesempatan ini, para jurnalis yang berasal dari AS, UAE, India, Thailand, Filipina, Vietnam dan Indonesia juga mendapatkan media tour selama dua hari untuk melihat secara langsung komitmen perusahaan-perusahaan teknologi Taiwan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, sekaligus mempelajari teknologi yang mereka gunakan untuk menjalankan industri ramah lingkungan dan berkelanjutan.
 
Delta Electrics adalah tempat pertama yang kami kunjungi. Delta yang didirikan pada tahun 1971 merupakan penyedia solusi manajemen daya dan termal global. Mengusung misi "Untuk memberikan solusi inovatif, bersih, dan hemat energi untuk masa depan yang lebih baik," Delta berfokus pada penanganan isu-isu lingkungan hidup utama seperti perubahan iklim global, dengan kompetensi inti di bidang power electronics dan automation.
 
"Menanggapi tantangan perubahan iklim, Delta akan tetap berkomitmen pada penelitian dan pengembangan produk, solusi, dan layanan inovatif dan hemat energi yang memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan berkelanjutan umat manusia," ujar Project manager Delta, Alessandro Sossa dalam diskusi dengan media.
 
Belajar Industri Ramah Lingkungan dari Taiwan
 
Delta Electronics adalah salah satu penyedia charger mobil listrik terbesar di dunia dengan menyediakan lebih dari 3 juta EV charger di berbagai belahan dunia. Selain itu, perusahaan yang berbasis di Taipei ini memiliki peran dalam transformasi Jakarta menjadi smart city lewat teknologi Jakarta Street Light, di mana ribuan lampu yang dipasang di jalan-jalan di Jakarta bisa dikontrol atau dipantau lewat sebuah perangkat nirkabel sehingga bisa menghemat listrik dan biaya.
 
Setelah mengunjungi Delta Electronics, Dewan Pengembangan Perdagangan Eksternal Taiwan (TAITRA) sebagai pengundang mengajak kami berkunjung ke gedung Taipei 101 dan menjelaskan kecanggihan teknologi yang ada di gedung ramah lingkungan tertinggi di dunia itu.
 
Pada hari kedua, kami diajak bertemu dengan Charles Huang, Chairman dari Circular Taiwan Network, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan pengembangan ekonomi sirkular di Taiwan.
 
Dalam perbincangan yang hangat, Charles Huang banyak memberikan pandangan dan penjelasan terkait ekonomi sirkular di Taiwan dalam menghadapi perubahan iklim, ketergantungan pada impor sumber daya, dan tekanan dari meningkatnya polusi dan limbah.
 
Salah satu yang menarik adalah cerita Charles Huang soal bagaimana Taiwan mengatasi limbah plastik yang sempat jadi masalah besar. Dengan ekonomi sirkular, limbah plastik justru jadi salah satu sumber pendapatan negara di mana Taiwan merupakan pemimpin dalam teknologi mengubah botol plastik menjadi tekstil.
 
Setelah sekitar dua jam bertukar pikiran dengan Charles Huang soal ekonomi sirkular, perjalanan berlanjut dengan kunjungan ke Advantech, sebuah perusahaan yang berfokus pada software, automation, server dan kecerdasan buatan (AI).
 
Di sini, kami belajar banyak terkait bagaimana peran AI dalam membantu sebuah perusahaan dalam menghemat energi dan biaya. Jadi, Advantech memiliki sebuah software yang bisa memantau dan mengontrol penggunaan listrik sebuah perusahaan, serta teknologi AI yang bisa memberikan solusi secara otomatis.
 
Media tour kami di Taiwan diakhiri dengan kunjungan ke sebuah perusahaan yang memiliki teknologi dan terobosan yang cemerlang dalam industri perawatan rambut dan kulit, yakni O'right. Sejak didirikan oleh sang Founder sekaligus Chairman, Steven Ko, pada tahun 2007, O'Right telah berhasil memenangkan sejumlah penghargaan bergengsi dalam inovasinya dalam menggunakan bahan baku dari alam dalam produknya, sekaligus komitmen perusahaan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
 
O'Right memiliki sejumlah produk yang akan membuat kamu tercengang. Mereka memiliki produk sampo yang berbahan dasar bubuk kopi bekas yang sejatinya tidak bisa lagi digunakan. O'right juga tidak menggunakan bahan kimia dalam setiap produknya.
 
Belajar Industri Ramah Lingkungan dari Taiwan
 
Komitmen menjaga keberlanjutan lingkungan ditunjukkan O'right dengan penggunaan bahan daur ulang dalam kemasan produknya. Contohnya, botol sampo yang digunakan O'right terbuat dari wadah makanan atau kosmetik bekas yang telah disortir, dihancurkan, disortir ulang, dicuci, dikeringkan, dijadikan pelet, dan dibuat ulang berdasarkan peraturan dan standar yang ketat.
 
Botol sampo ini akan hancur ketika dikubur dalam tanah. Dan yang mengagetkan, dalam setiap botol sampo, O'right menyematkan biji kopi yang bertujuan untuk melestarikan pohon kopi sekaligus menghijaukan bumi.
 
Selain sampo, O'right memiliki sejumlah produk kosmetik seperti pasta gigi yang berbahan dasar rempah dan tumbuhan, sehingga 100% aman bagi tubuh apabila tertelan. O'right memastikan bahwa produk-produk yang mereka pasarkan tidak memiliki kandungan kimia seperti merkuri, bromin atau timbal demi menjamin kesehatan dan keselamatan konsumen.
 
"Karena produk kami dibuat lewat proses yang panjang dan penuh perhitungan, maka, wajar apabila harga produk kami lebih mahal dari kebanyakan produk yang ada pasaran. Namun, bayangkan kontribusi yang bisa Anda lakukan terhadap kelestarian bumi," ujar Steven Ko usai mengajak kami berkeliling kantornya yang sangat mengusung konsep hijau dan keberlanjutan.
 
Lebih jauh, Steven Ko menyebut bahwa inovasinya dalam mengelola O'right membuat banyak perusahaan-perusahaan komestik besar tertarik untuk berinvestasi. Namun, pria dengan tampilan nyentrik ini menolak tawaran tersebut karena menurutnya perusahaan-perusahaan tersebut tidak memiliki konsep yang sama dengan dirinya dalam menjaga kelestarian lingkungan alam dan mempertahankan kebijakan net zero carbon.
 
"Perlindungan lingkungan adalah sebuah pilihan. Hanya dengan menghormati alam kita dapat mencapai keberlanjutan,” tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ACF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan