“Saat kami melewati ketidakpastian dan tantangan yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik, lingkungan makro, serta pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, kami memprediksi guncangan pada rantai pasokan di seluruh industri akan terus berdampak secara berkelanjutan pada bisnis kami,” tutur Co-founder & CEO Razer, Min Liang Tan.
“Dari sisi permintaan, kami melihat perlambatan momentum untuk pertumbuhan produk dan layanan kami sejak semester kedua tahun 2021 dibandingkan dengan pertumbuhan yang luar biasa di tahun sebelumnya, kami memperkirakan tren ini akan berlanjut hingga tahun 2022,” ujarnya.
Razer mengklaim bahwa di tahun 2021 mereka memperoleh pendapatan sebesar USD1.619,6 juta dengan pertumbuhan tahunan alias year-on-year mencapai 33,3 persen. Margin laba kotor yang diperoleh meningkat menjadi 24,0 persen dari 22,3 persen di tahun sebelumnya.
Laba bersih yang berhasil dikumpulkan Razer di sepanjang tahun 2021 mencapai USD43,4 juta, angka tersebut memiliki selisih jauh dari tahun sebelumnya yang hanya USD0,8 juta. Razer mengklaim bahwa semua hasil ini merupakan kontribusi dari lonjakan permintaan pasar di semester pertama tahun 2021.
Razer tetap berhasil memperluas kategori produk di segmen hardware. Mereka juga berhasil memperluas layanannya di kategori lain seperti kursi gaming, dukungan konsol, hingga produk untuk pendukung siaran live stream.
Hal tersebut ikut mendorong pertumbuhan jumlah pengguna software Razer yang diklaim mencapai 44,1 persen dibandingkan tahun lalu menjadi sekitar 1777,7 juta. Tidak cuma itu bisnis Razer Gold dan Razer Fintech juga diklaim tumbuh hingga 26,6 persen dari tahun lalu menjadi USD162,5 juta.
“Kedepannya, kami akan terus berinvestasi ke area baru yang sedang bertumbuh dan membangun ekosistem gaming Razer yang unik,” ungkap Tan. Dia meyakini permasalahan logistik dan rantai pasokan global masih akan jadi tantangan di tahun 2022.
“Namun, sebelum kami mulai melihat hasilnya, pertumbuhan ini akan membutuhkan waktu untuk direalisasikan sepenuhnya dan akan membutuhkan pengeluaran tambahan dalam biaya operasional kami yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis jangka pendek hingga menengah,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News