Untuk itu, dia telah menanamkan investasi di berbagai perusahaan dan lembaga nirlaba lalu kini dia membuat badan permodalan untuk mengatur dana yang telah dia tanamkan tersebut.
Kalanick menyebutkan, badan yang dia namai 10100 -- dibaca ten one hundred -- ini akan fokus pada "penciptaan lapangan kerja massal" dengan menanamkan investasi di e-commerce, real estat dan teknologi baru di Tiongkok dan India, lapor Recode.
Setelah menjual hampir sepertiga dari sahamnya ke SoftBank Capital, Kalanick memang memiliki dana yang cukup untuk menanamkan investasi di berbagai perusahaan. Saat ini, Kalanick telah menjadi anggota dewan dari dua perusahaan, yaitu Uber dan Kareo, startup medis tempatnya menanamkan investasi sebagai angel investor.
Pada bulan Juni lalu, Kalanick dipaksa untuk mengundurkan diri sebagai CEO Uber, perusahaan yang dia bantu dirikan sembilan tahun lalu. Selama dia menjabat sebagai CEO Uber, Kalanick disalahkan karena membangun budaya perusahaan yang beracun, yang pada berujung pada berbagai skandal yang melanda Uber pada 2017.
Selama dia memimpin Uber, lapor CNET, perusahaan telah dituduh atas berbagai tuduhan, mulai dari pelecehan seksual, pencurian rahasia perusahaan pengembang mobil otonom lain sampai mengembangkan alat untuk menghindari polisi.
Hingga saat ini, Kalanick masih menjadi anggota dewan di Uber. Namun, setelah konsorsium yang dipimpin oleh SoftBank membeli 20 persen saham di Uber, posisi Kalanick di Uber melemah. Sebagai bagian dari perjanjian itu, Kalanick mendapatkan hampir USD1,4 miliar (Rp19,3 triliun), yang memungkinkannya untuk menanamkan saham di berbagai perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id