Virtus Showcase 2025 Semarang
Virtus Showcase 2025 Semarang

Virtus Showcase 2025 Dimulai, Urgensi Infrastruktur Skalabel untuk Era AI

Mohamad Mamduh • 24 Juli 2025 15:07
Semarang: PT Virtus Technology Indonesia, penyedia solusi infrastruktur digital dan anak perusahaan CTI Group, secara resmi membuka rangkaian Virtus Showcase 2025 di Semarang.
 
Mengusung tema "Beyond AI Concepts: Building a Secure & Scalable IT Foundation", acara ini menjadi wadah penting bagi para pelaku industri untuk mengeksplorasi kesiapan infrastruktur digital Indonesia dalam menghadapi gelombang adopsi kecerdasan buatan (AI) yang semakin meluas.
 
Diselenggarakan di Hotel Gumaya, Semarang, pembukaan Virtus Showcase 2025 menghadirkan Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, Ketua Indonesia AI Society, dan Yohanes B. Syialin, Commercial Sales Manager dari Palo Alto Networks.

Lukas menyoroti bahwa percepatan pertumbuhan teknologi AI belum sepenuhnya diimbangi oleh kesiapan infrastruktur digital yang kokoh, terutama di luar pusat urban. Tantangan seperti kestabilan pasokan listrik, keandalan jaringan, dan minimnya pemahaman publik terhadap potensi dan risiko AI masih menjadi penghambat utama.
 
"AI kini telah digunakan di berbagai sektor, mulai dari fintech, health tech, e-commerce, hingga pendidikan. Namun kemajuan ini perlu dibarengi dengan peningkatan literasi digital dan pemahaman mendalam tentang teknologi tersebut," jelas Lukas.
 
Erwin Kuncoro, Presiden Direktur Virtus, menambahkan bahwa pendekatan realistis dalam adopsi AI adalah memulai dari kebutuhan nyata perusahaan, bukan langsung implementasi skala besar.
 
"Mulailah dari hal-hal yang paling berdampak, seperti otomatisasi proses manual, penguatan sistem keamanan berbasis AI, atau pemanfaatan data untuk mendukung pengambilan keputusan," ujar Erwin. Virtus Showcase hadir sebagai jembatan untuk mendorong adopsi ini secara bertahap melalui edukasi, konsultasi, dan pendampingan.
 
Yohanes B. Syialin dari Palo Alto Networks menekankan pentingnya keamanan yang terintegrasi sejak awal dalam perencanaan arsitektur teknologi.
 
"Keamanan tidak boleh menjadi lapisan tambahan yang dipasang belakangan. Dalam lanskap data dan sistem yang makin kompleks, kita butuh pendekatan keamanan yang adaptif dan menyatu dengan infrastruktur utama," tegas Yohanes.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan