Ilustrasi proses perakitan di Foxconn. (AFP/ AFP Getty Images)
Ilustrasi proses perakitan di Foxconn. (AFP/ AFP Getty Images)

Pabrik iPhone Berencana Gantikan Semua Pekerja Manusia dengan Robot

Ellavie Ichlasa Amalia • 01 Januari 2017 14:38
medcom.id: Foxconn, perusahaan manufaktur raksasa yang membuat iPhone dan berbagai perangkat elektronik lainnya, berencana untuk mengganti sebagian besar pekerja manusianya dengan robot, menurut laporan DigiTimes
 
Dai Jia-peng, General Manager Automation Committee, Foxconn, berkata bahwa perusahaan asal Taiwan tersebut memiliki rencana 3 fase untuk melakukan otomatisasi di pabrik-pabrik mereka di Tiongkok dengan memanfaatkan software dan robot buatan sendiri yang disebut Foxbot.
 
The Verge melaporkan, fase pertama dari rencana Foxconn adalah menggunakan robot untuk mengerjakan pekerjaan yang berbahaya atau berulang-ulang yang enggan dilakukan oleh pekerja manusia. Fase kedua bertujuan meningkatkan efisiensi dengan menyederhanakan lini produksi sehingga robot yang perlu digunakan berkurang.

Fase ketiga merupakan usaha untuk membuat seluruh pabrik menjadi terotomatisasi "dengan jumlah pekerja minimal untuk produksi, logistik, pengujian dan proses pemeriksaan," kata Jia-peng.
 
Usaha Foxconn untuk melakukan otomatisasi telah berlangsung selama bertahun-tahun secara perlahan tapi pasti. Pada 2015, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka ingin membuat standar otomatisasi 30 persen di pabriknya di Tiongkok pada 2020.
 
Sekarang, Foxconn dapat membuat 10 ribu Foxbot per tahun, kata Jia-peng. Semua robot itu akan digunakan untuk menggantikan tenaga kerja manusia. Pada bulan Mei, Foxconn berkata bahwa mereka telah menggantikan 60 ribu tenaga kerja di salah satu pabriknya dengan robot.
 
Dalam jangka panjang, robot memang lebih murah dari tenaga kerja manusia. Namun, investasi awalnya bisa memakan biaya besar. Proses otomatisasi biasanya sulit dilakukan, mahal, dan menghabiskan waktu banyak untuk memprogram robot untuk dapat melakukan beberapa tugas sekaligus atau untuk melakukan pemprograman ulang agar sebuah robot dapat melakukan tugas selain tugas awalnya.
 
Inilah mengapa di negara-negara berpenduduk besar seperti Tiongkok, tenaga kerja manusia justru lebih murah dari robot. Meskipun begitu, Foxconn merasa mereka harus melakukan otomatisasi untuk tetap menjadi perusahaan yang kompetitif. 
 
Di satu sisi, jika Foxconn ingin mengganti manusia dengan robot, mereka harus mempertimbangkan pendapat pemerintah Tiongkok, yang telah memberikan insentif untuk perusahaan untuk memanfaatkan tenaga kerja manusia.
 
Beberapa kawasan seperti Chengdu, Shenzhen dan Zhengzho, pemerintah lokal telah mengeluarkan miliaran dollar AS dalam bentuk bonus, kontrak energi dan infrastruktur pada Foxconn sehingga mereka bisa berkembang. 
 
Per tahun 2015, Foxconn mempekerjakan 1,2 juta orang, menjadikannya sebagai salah satu perusahaan dengan pekerja terbanyak di dunia. Lebih dari 1 juta pekerja Foxconn tinggal di Tiongkok.
 
Di sisi lain, jika Foxconn berhasil melakukan otomatisasi, ada keuntungan lain yang didapat oleh mereka. Selama ini, Foxconn terus dihantui oleh kabar buruknya kondisi kerja dan tingginya tingkat bunuh diri para pekerjanya.
 
Dengan menggantikan manusia dengan robot, Foxconn tidak lagi perlu khawatir akan isu tentang kondisi para pekerjanya. Namun, hal itu juga berarti ratusan ribu -- atau mungkin jutaan -- orang akan kehilangan pekerjaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan