Jakarta: Harga aset kripto terutama Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang terjun bebas hingga titik terendah sejak tahun 2017 diprediksi membuat banyak penambang atau miner bakal melepas kartu grafis (GPU) yang jadi alat utama mereka.
Kondisi ini diprediksi akan membuat harga kartu grafis yang sempat meroket akibat aksi pembelian secara borongan sehingga terjadi kelangkaan dipasar bakal kembali normal. Gamer di platform PC juga dipastikan akan bisa kembali merakit PC gaming mereka dengan dana terjangkau.
Aksi pembelian kartu grafis dalam jumlah sangat banyak oleh penambang aset kriptop semakin kuat, terbukti lewat laporan Bloomberg yang dikutip dari situs WCCF Tech. Di sini terungkap bahwa nilai penjualan kartu grafis sejak tahun 2021 ternyata didominasi oleh penambang aset kripto, bukan gamer.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa penjualan kartu grafis yang angkanya mencapai USD15 miliar atau kisaran Rp222,5 triliun ternyata berasal dari uang penambang aset kripto alias cryptominer.
Di pertengahan tahun 2021 dilaporkan bahwa saat itu harga jual kartu grafis di pasar bisa mencapai tiga kali lipat. Kini cryptominer yang melakaukan aksi pembelian pada tahun tersebut dipastikan akan tetap merugi saat memilih untuk menjual kartu grafis bekas alat mining ke pasar.
Saat ini di sejumlah ecommerce misalnya eBay sudah banyak dijumpai kartu grafis bekas yang harganya dipatok jauh di bawah harga ritel resmi alias sangat murah.
Contohnya, kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3090 ditemukan dijual pada harga dibawah USD1000 atau kisaran Rp14,8 juta padahal harga ritel (MSRP) saat diluncurkan ke pasar adalah USD1499 alias senilai Rp22,2 juta. Saat nilai aset kripto sangan tinggi, kartu grafis ini bisa dijual pada harga USD3500 atau Rp51,9 juta.
Kondisi ini menguntung bagi gamer PC. Mereka bisa mendapatkan seri kartu grafis tinggi dengan harga murah. Komponen hardware ini berfungsi sebagai pengolah grafis dan menjadi salah satu pendukung game bisa bermain di kualitas grafis tinggi.
Kondisi ini diprediksi akan membuat harga kartu grafis yang sempat meroket akibat aksi pembelian secara borongan sehingga terjadi kelangkaan dipasar bakal kembali normal. Gamer di platform PC juga dipastikan akan bisa kembali merakit PC gaming mereka dengan dana terjangkau.
Aksi pembelian kartu grafis dalam jumlah sangat banyak oleh penambang aset kriptop semakin kuat, terbukti lewat laporan Bloomberg yang dikutip dari situs WCCF Tech. Di sini terungkap bahwa nilai penjualan kartu grafis sejak tahun 2021 ternyata didominasi oleh penambang aset kripto, bukan gamer.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa penjualan kartu grafis yang angkanya mencapai USD15 miliar atau kisaran Rp222,5 triliun ternyata berasal dari uang penambang aset kripto alias cryptominer.
Di pertengahan tahun 2021 dilaporkan bahwa saat itu harga jual kartu grafis di pasar bisa mencapai tiga kali lipat. Kini cryptominer yang melakaukan aksi pembelian pada tahun tersebut dipastikan akan tetap merugi saat memilih untuk menjual kartu grafis bekas alat mining ke pasar.
Saat ini di sejumlah ecommerce misalnya eBay sudah banyak dijumpai kartu grafis bekas yang harganya dipatok jauh di bawah harga ritel resmi alias sangat murah.
Contohnya, kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3090 ditemukan dijual pada harga dibawah USD1000 atau kisaran Rp14,8 juta padahal harga ritel (MSRP) saat diluncurkan ke pasar adalah USD1499 alias senilai Rp22,2 juta. Saat nilai aset kripto sangan tinggi, kartu grafis ini bisa dijual pada harga USD3500 atau Rp51,9 juta.
Kondisi ini menguntung bagi gamer PC. Mereka bisa mendapatkan seri kartu grafis tinggi dengan harga murah. Komponen hardware ini berfungsi sebagai pengolah grafis dan menjadi salah satu pendukung game bisa bermain di kualitas grafis tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News