Di situs blog Sehat Negeriku milik Kemenkes diumumkan bahwa per bulan Oktober fitur di PeduliLindungi akan terintegrasi di aplikasi mobile lokal yang populer dan ragam fungsi.
Chief Digital Transformation Office Kemenkes, Setiaji, menyebutkan bahwa saat ini pihaknya sudah berdiskusi dengan Gojek, Grab, Tokopedia, Traveloka, Tiket, Dana, Cinema XXI, LinkAja, termasuk aplikasi Jaki untuk memasukan fitur PeduliLindungi per bulan Oktober.
“Ini akan launching di bulan Oktober ini. Ada proses dimana kami memerlukan beberapa model untuk bisa diakses oleh setiap orang,” ujarnya dalam sesi diskusi virtual. Pemilihan aplikasi yang bekerja sama berdasarkan yang populer digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Meskipun begitu Setiaji menjami bahwa sistem yang dikembangkan saat ini akan tetap memudahkan masyarakat yang tidak punya ponsel pintar dan akan melakukan perjalanan udara maupun kereta. NIK yang digunakan akan terintegrasi ke status hasil tes swab PCR atau antigen termasuk sertifikat vaksin.
“Sudah kami berlakukan di bandara, misalnya di bandara itu bahkan di tiket sudah kita integrasikan. Kalau naik kereta api itu sudah tervalidasi pada saat pesan tiket, sehingga tanpa menggunakan handphone pun itu bisa diidentifikasi bahwa yang bersangkutan sudah memiliki vaksin dan ada hasil tesnya,” jelansya.
Bagi tempat yang tidak terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi, masyarakat bisa memeriksanya secara mandiri lewat fitur self check dengan hanya memasukan NIK untuk langsung mengetahui statusnya.
Pihak Kemenkes mengklaim aplikasi PeduliLindungi akan semakin terintegrasi dengan banyak hal hingga telemedicine untuk mendapatkan layanan obat gratis serta sistem karantina. Mereka juga menyebutkan kini jumlah unduhan aplikasi tersebut sudah meningkatkan menjadi kurang lebih 55 juta pengguna per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id