Menurut laporan tersebut, anak-anak berusia 8-10 tahun menghabiskan rata-rata enam jam sehari di depan layar, sementara praremaja (11-14 tahun) menghabiskan sekitar sembilan jam sehari. Dengan waktu yang signifikan dihabiskan secara daring, pemahaman tentang minat dan perilaku digital mereka menjadi sangat penting.
Salah satu temuan paling mencolok adalah lonjakan minat pada perangkat kecerdasan buatan. Aplikasi Character.AI kini masuk dalam daftar 20 aplikasi teratas yang digunakan anak-anak, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya ingin tahu tentang AI tetapi juga aktif mengintegrasikannya ke dalam kehidupan digital mereka.
Lebih dari 7,5% dari semua kueri penelusuran adalah tentang chatbot AI, dengan ChatGPT, Gemini, dan Character.AI menjadi yang paling populer. Ini merupakan peningkatan tajam dari tahun sebelumnya, di mana kueri terkait AI hanya mencapai 3,19%.
Namun, interaksi dengan chatbot juga membawa risiko. Beberapa bot dapat memaparkan anak-anak pada konten yang emosional, misinformasi, atau tidak sesuai. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berbicara secara terbuka dengan anak-anak tentang penggunaan alat AI dan menyiapkan aplikasi pengasuhan digital.
Selain AI, meme juga tetap menjadi bagian penting dari budaya digital anak-anak. Banyak meme populer tergolong dalam kategori "brainrot," yaitu humor absurd yang sengaja dibuat kacau dan disebarkan melalui video pendek. Frasa Italia "tralalero tralala" dan lagu meme "tung tung tung sahur" menjadi beberapa yang paling banyak dicari.
Game berbasis ritme Sprunki juga menarik perhatian. Gim peramban ini memadukan musik dan interaksi visual. Pemain harus memainkan ketukan yang selaras dengan audio berirama cepat. Desainnya yang cerah dan permainan yang adiktif membuatnya populer di kalangan anak muda, bahkan masuk dalam lima besar topik gim yang paling banyak dicari di YouTube.
Sementara itu, YouTube tetap menjadi aplikasi Android favorit di kalangan anak-anak, diikuti oleh WhatsApp yang menyalip TikTok. Di Indonesia, topik yang berkaitan dengan perangkat lunak, audio, dan video menjadi yang paling banyak dibicarakan anak-anak, dengan YouTube, WhatsApp, dan TikTok sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan.
Pakar privasi di Kaspersky, Anna Larkina, menekankan pentingnya bagi orang tua untuk memahami tren digital anak-anak dan membangun komunikasi terbuka untuk menciptakan kebiasaan digital yang lebih aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id