Adams memprediksi bahwa AI akan menjadi alat yang semakin mudah diakses dan ramah pengguna, membuka pintu bagi lebih banyak orang untuk mengekspresikan kreativitas mereka. "AI akan mendemokratisasi desain dan meningkatkan kreativitas," ujarnya.
Dengan tools AI yang semakin canggih, individu tanpa latar belakang seni tradisional pun dapat menghasilkan karya unik dan ekspresif. Platform AI yang intuitif akan memungkinkan pengguna untuk mengontrol elemen desain seperti gaya dan warna dengan mudah.
Di tahun 2025, kolaborasi antara manusia dan mesin akan menjadi hal yang lumrah dalam dunia kerja. Adams membayangkan agen AI akan membantu pekerjaan manusia, seperti mengumpulkan data dan menyiapkan laporan. Kolaborasi ini akan meningkatkan efisiensi, mempercepat pengambilan keputusan, dan membuat organisasi lebih gesit.
AI juga diprediksi akan merombak struktur perusahaan dan pasar kerja. Struktur perusahaan akan menjadi lebih ramping, dan peran-peran baru akan bermunculan. "Kita akan melihat peran-peran baru seperti AI Creative Director, Chief Ethical AI Officer, dan Workflow Engineer," kata Adams.
Chief Ethical AI Officer akan memastikan penggunaan AI yang etis, dan Workflow Engineer akan mengawasi penggunaan alat AI dalam organisasi. Untuk sukses di era AI, pemimpin masa depan perlu mengembangkan keterampilan khusus.
"Pemimpin harus lebih manusiawi," ungkap Adams. "Mereka perlu memiliki kemampuan membangun tim yang kuat, mengembangkan kreativitas, dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi."
Tentunya, keseimbangan ini memerlukan pengertian seputar apa yang dapat dilakukan oleh AI, dan cara terbaik untuk menerapkan AI ke pekerjaan. Para pemimpin harus bisa menyeimbangkan kemanusiaan mereka dengan pembelajaran terus-menerus, adaptasi terhadap evolusi teknologi yang sangat cepat, dan ketangkasan dalam menghadapi perubahan.
Para pemimpin ini harus memelihara budaya inovasi berjaya dan bereksperimen dengan AI tidak hanya didorong, tetapi diharapkan. Dalam istilah sederhana, para pemimpin yang akan berhasil adalah mereka yang dapat memadukan kecerdasan manusia terbaik dengan kemampuan AI untuk menghadapi tantangan dan menghasilkan transformasi nyata.
Di tempat kerja, desain akan semakin mengarah pada otomatisasi. AI akan membantu menciptakan pengalaman merek yang konsisten dan komunikasi visual yang cepat dan terjangkau.
"Komunikasi visual - yang semakin cepat dan terjangkau - akan mendominasi seiring dengan menurunnya waktu dan biaya yang dibutuhkan oleh visualisasi. Tim brand harus berfokus dalam mengumpulkan “building blocks” visual karena meningkatnya kemampuan AI untuk menggabungkan teks, foto, video dan audio untuk menciptakan desain khusus dengan sangat cepat," pungkas Adams.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News