Dalam pertemuan tersebut, Milner menegaskan dukungan Meta terhadap regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan remaja di dunia daring. Namun, ia juga menyoroti kekhawatiran terkait pembatasan akses teknologi bagi jutaan remaja di Indonesia, yang menurutnya bukanlah solusi yang tepat.
"Meta mendukung regulasi terkait keselamatan remaja di dunia daring, namun membatasi akses terhadap teknologi bagi jutaan remaja di Indonesia bukan solusi yang tepat," ujar Milner dalam keterangan resminya.
Lebih lanjut, Milner menekankan pentingnya proses konsultasi yang tepat dan transparansi dalam penyusunan regulasi baru. Ia menyayangkan bahwa hingga saat ini, pemerintah belum mempublikasikan rancangan regulasi tersebut secara terbuka.
Meta mendorong pemerintah untuk segera membagikan rancangan tersebut kepada pemangku kepentingan terkait dan mengadakan konsultasi publik yang transparan. Sehingga, orang tua, organisasi masyarakat sipil, dan pelaku industri dapat memberikan masukan.
"Kami menghargai pertemuan dengan Menkomdigi kemarin, tapi kami menyayangkan sampai saat ini pemerintah belum mempublikasikan rancangan regulasi tersebut secara terbuka. Kami mendorong pemerintah untuk membagikan rancangan tersebut kepada pemangku kepentingan terkait dan mengadakan konsultasi publik yang transparan," tegas Milner.
Meta juga meyakini bahwa regulasi keamanan daring harus mencakup pendekatan ekosistem digital yang menyeluruh. Mereka percaya bahwa verifikasi usia di toko aplikasi dan sistem operasi adalah cara terbaik untuk mendukung orang tua dan merupakan solusi yang lebih efektif untuk menjaga keamanan pengguna muda di dunia digital.
Komitmen Meta terhadap keamanan pengguna muda bukan hanya pernyataan. Perusahaan ini telah membangun berbagai fitur keamanan khusus dan memberikan pengalaman yang sesuai dengan usia bagi pengguna muda di aplikasinya, seperti Teen Accounts di Instagram yang telah diluncurkan di Indonesia.
Meta mengaku menggunakan pendekatan berlapis untuk memverifikasi dan memahami usia pengguna mereka. Upaya ini termasuk meminta tanggal lahir pada saat pendaftaran akun yang didukung langkah-langkah teknis untuk menghalangi informasi palsu. Langkah ini juga memungkinkan pengguna Instagram dan Facebook untuk melaporkan akun yang berpotensi di bawah umur. Saluran peninjauan khusus Meta akan menindak laporan-laporan ini.
Selain itu, Meta menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan memastikan pengalaman yang sesuai dengan usia remaja, seperti membatasi orang dewasa untuk mengirim pesan ke akun remaja yang tidak mengikuti mereka.
Meta juga telah mengembangkan berbagai alat bantu, fitur, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mempromosikan pengalaman positif dan memberikan cara-cara mudah kepada orang tua untuk menetapkan batasan bagi remaja. Baru-baru ini, Meta meluncurkan Akun Remaja Instagram di Indonesia. Akun ini dilengkapi dengan perlindungan bawaan yang secara otomatis membatasi siapa yang dapat terhubung dengan remaja dan jenis konten yang mereka lihat.
Remaja di bawah 16 tahun memerlukan izin orang tua untuk mengubah pengaturan tersebut.
Selain itu, Meta juga meluncurkan Rekomendasi Ulang, sebuah fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk mengatur ulang rekomendasi konten mereka di Explore, Reels, dan Feed. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengembalikan akun mereka seperti baru serta meninjau dan berhenti mengikuti akun yang tidak ingin mereka lihat lagi.
Untuk mempromosikan keamanan di dunia maya, Meta telah melakukan investasi besar dalam berbagai inisiatif. Salah satunya, Meta bermitra dengan organisasi lokal seperti ECPAT, YCAB Foundation, dan ICT Watch untuk meningkatkan literasi digital dan memajukan inisiatif keamanan daring di seluruh Indonesia.
Dengan langkah-langkah ini, Meta berharap dapat menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan positif bagi pengguna muda di Indonesia, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam menyusun regulasi digital yang efektif dan transparan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News