Aplikasi VR di Android memiliki potensi yang lebih besar di Indonesia ketimbang aplikasi VR di PC
Aplikasi VR di Android memiliki potensi yang lebih besar di Indonesia ketimbang aplikasi VR di PC

Developer Lokal, Virtual Reality, dan Potensinya di Indonesia

Riandanu Madi Utomo • 23 Juni 2016 12:30
medcom.id, Jakarta: Teknologi virtual reality ternyata tidak hanya ramai diperbincangkan di luar negeri.
 
Di dalam negeri, berbagai developer lokal telah mulai melirik teknologi ini sebagai arena baru dalam mengembangkan sebuah aplikasi. Berbagai aplikasi VR buatan developer lokal bahkan telah dipasarkan di Google Play Store sebagai salah satu layanan penyedia aplikasi berbasis Android. Developer lokal juga dikatakan memiliki potensi untuk bersaing dengan developer luar negeri.
 
"Developer lokal juga punya potensi. Kita juga memiliki pasar karena Google sendiri beberapa kali mengatakan bila Indonesia merupakan salah satu pasar Android terbesar dunia," ujar CEO Dicoding.com, Narendra Wicaksono dalam acara Lenovo Smartphone Virtual Reality Talk Show pada hari Rabu (22/6/2016) kemarin.

Narenda juga menambahkan bila VR di perangkat mobile memiliki cukup banyak potensi. Selain untuk hiburan, seperti menonton film dan bermain game dengan tampilan yang terasa lebih nyata, VR juga ternyata bisa dimanfaatkan untuk hal edukasi, terutama untuk anak-anak.
 
Developer Lokal, Virtual Reality, dan Potensinya di Indonesia
 
Narenda bahkan memperkenalkan salah satu aplikasi VR edukasi buatan developer lokal yang telah ada di Google Play Store saat ini, yaitu Virtual Stellarity.
 
Aplikasi buatan Arsakids tersebut menghadirkan konten edukasi berupa pembelajaran astronomi untuk anak melalui teknologi virtual reality. Melalui aplikasi ini, anak-anak bisa belajar mengenal rasi bintang serta belajar mencocokkan pola rasi bintang sehingga menumbuhkan daya pikir.
 
Opini Narenda juga didukung oleh pakar Andrroid Lucky Sebastian. Dalam presentasinya di acara Lenovo Smartphone Virtual Reality Talk Show, Lucky menuturkan bila Android sendiri memiliki keunggulan ketimbang platform lainnya.
 
Selain memiliki pangsa pasar yang sangat besar di dunia dan Indonesia, Android memiliki sifat pengembangan yang terbuka atau open source. Karena sifatnya yang open source, produsen gadget dan developer aplikasi bisa membuat produk yang sesuai dengan keinginan. Keunggulan tersebut pula yang dikatakan telah mengantar Android menguasai sebagian besar pasar sistem operasi gadget saat ini.
 
Lantas mengapa developer tidak memilih PC sebagai platform pengembangan VR? Narenda mengatakan bila untuk Indonesia, pasar VR di PC masih sangat kecil. Hal tersebut dikarenakan kacamata VR seperti Oculus Rift dan HTC Vive belum masuk ke Indonesia. Selain itu, harga perlatan pendukungnya masih mahal dan belum terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan