“Untuk lebih jauh bernavigasi di tengah kondisi ekonomi global yang semakin penuh tantangan, GoTo harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali perusahaan. Hal ini termasuk mengambil keputusan sulit untuk melakukan perampingan karyawan sejumlah 1.300 orang atau sekitar 12 persen dari total karyawan tetap Grup GoTo,” ujar manajemen GoTo dalam pernyataan resminya.
GoTo menegaskan bahwa karyawan yang terdampak akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di tiap negara GoTo beroperasi. Selain itu, GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial, antara lain berupa tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice in-lieu).
Selain itu, GoTo juga menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan pencarian kerja serta layanan konseling. Karyawan terdampak berhak memiliki laptop yang saat ini mereka gunakan, mengakses berbagai program pelatihan, serta dapat bergabung ke direktori alumni GoTo.
Direktori ini disebut GoTo menjadi medium perusahaan untuk memberikan rekomendasi kepada berbagai perusahaan dalam jaringan rekanan bisnis Grup GoTo. GoTo menambahkan bahwa fasilitas konseling karir, keuangan, dan psikologi akan tersedia sampai akhir bulan Mei 2023.
Namun, GoTo menegaskan bahwa keputusan ini tidak mempengaruhi layanan GoTo kepada konsumen serta komitmennya terhadap mitra pengemudi dan pedagang. GoTo mengikuti perusahaan teknologi lainnya seperti Apple, Shopee, Meta dan Twitter yang sebelumnya juga melakukan PHK terhadap karyawannya.
Informasi ini pertama kali disampaikan oleh media luar pada pekan lalu, dan kala itu, laporan tersebut menyatakan bahwa GoTo masih mendiskusikan jumlah pegawai yang terdampak pemangkasan ini dan belum mendapatkan keputusan akhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News