Dari sisi ponsel misalnya, kini semakin banyak produsen ponsel yang mengusung tema selfie pada perangkatnya. Fitur khusus selfie kini juga jadi andalan para produsen ponsel tersebut.
Oppo misalnya. Produsen ponsel asal Tiongkok tersebut hari ini kembali merilis ponsel khusus untuk selfie, yaitu Oppo F3. Tidak main-main, mereka menghadirkan teknologi kamera depan ganda. Pendekatan Oppo ini menunjukkan mereka memang sangat mengincar para pengguna ponsel yang suka ber-selfie.
Namun, apa alasan mereka memutuskan untuk menggarap pasar tersebut? Potensi pada popularitas tren selfie adalah jawabannya.
"Tahun 2014 sebuah hasil survey mengatakan kata 'tongsis' adalah yang paling banyak dicari oleh orang Indonesia. Dari sana kami tahu bahwa selfie memiliki potensi pasar yang besar," ujar Media Engagement Oppo Indonesia, Aryo Medianto kepada Metrotvnews.com.
Seberapa besar pengaruh selfie pada pasar ponsel di Indonesia? Aryo memang tidak menjawabnya, tetapi kami bisa menebak pengaruhnya sangat besar. Hal tersebut dikarenakan selfie merupakan tren yang telah membuat Oppo kini berani mengatakan mereka adalah produsen ponsel nomor dua setelah Samsung di Indonesia.
Aryo juga mengatakan yang dilakukan oleh Oppo adalah membantu para penggunanya agar bisa lebih mudah dalam ber-selfie. Misalnya dengan kamera depan ganda, Anda bisa mengubah mode selfie ke wide angle sehingga Anda bisa ber-selfie bersama teman-teman.
Yang menjadi pertanyaan besar adalah sampai kapan tren selfie bisa hadir di masyarakat. Ditanyai hal tersebut, Aryo hanya menjawab dengan santai.
"Kami percaya selama media sosial masih ada, selfie akan terus populer."
Selfie memang sangat populer, dan banyak dilakukan oleh berbagai kalangan dari generasi millenial, artis, hingga pejabat publik. Namun tidak sedikit juga pihak yang menentang kegiatan selfie, salah satunya adalah fotografer profesional Matias Posti.
Melalui situs pribadinya, Posti merilis beberapa foto yang menggambarkan penolakannya terhadap kegiatan selfie. Menurutnya, foto terbaik tidak dapat dihasilkan melalui selfie, dan Anda harus menggunakan jasa fotografer. Bahkan, ia secara eksplisit menulis kata-kata "mungkin untuk bisa mengalahkan tongsis saat ini, fotografer harus ikut menjadi tongsis."

Hal serupa juga dilontarkan oleh fotografer kawakan Kaiman Wong. Dalam videonya di YouTube yang menjabarkan berbagai jenis foto yang bersifat "klise", Wong menempatkan selfie pada urutan pertama.
Selfie sendiri lebih sering dipandang sebagai kegiatan untuk bersenang-senang ketimbang serius. Hal tersebut juga yang membuat beberapa fotografer profesional menentang selfie karena foto yang dihasilkan dianggap sama sekali tidak memiliki nilai karena pada dasarnya fotografi bukan sekadar mengambil foto apalagi ber-selfie.
Meski demikian, kita sama sekali tidak bisa membendung tren ini. Selama masih ada teknologi yang mendukung, selfie kemungkinan tidak akan hilang. Bahkan mungkin saja di masa yang akan datang selfie bakal berevolusi ke tingkat selanjutnya berkat teknologi yang terus berkembang.
Apakah Anda mendukung kegiatan selfie?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News