Salah satu jenis panel yang kian populer digunakan masyarakat, meski lebih pada segmen bisnis, adalah Interactive Flat Panel (IFP) dan Commercial Display. Pandemi kian meningkatkan penggunaan IFP pada sektor selain bisnis.
Salah satu sektor yang kian memanfaatkan IFP adalah sektor pendidikan, selaras dengan fokus ViewSonic sebagai salah satu perusahaan teknologi di ranah panel layar. Fokus ini juga diwujudkan ViewSonic pada salah satu software pendukung produk IFP karyanya, yaitu Wireless Presentation Systems.
Software ini juga dihadirkan ViewSonic untuk segmen bisnis atau skenario penggunaan di perusahaan, terutama skenario rapat, memberikan kemudahan untuk melakukan presentasi tanpa juntaian kabel hanya dengan menekan satu tombol. Hal ini disampaikan oleh Clifford Chen, General Manager, Presentation Group ViewSonic.
“Alasan kami memiliki solusi ini utamanya karena adanya peningkatan permintaan produk ini. Soal penetrasi wireless presentation systems, kami menempati posisi pertama di Indonesia pada tahun 2022 lalu, juga di beberapa negara di Asia Tenggara.”
ViewSonic juga menyebut bahwa mengalami peningkatan permintaan di wilayah yang telah disebutkannya, juga pada wilayah lain, seperti India dan Taiwan. Peningkatan permintaan wireless presentation systems juga terlihat dari umpan balik yang diperoleh ViewSonic dari pelanggan.
Menurut umpan balik tersebut, pelanggan menilai fitur ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dan berkolaborasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, peningkatan permintaan ini turut memunculkan sejumlah tantangan bagi masyarakat pengguna fitur karya ViewSonic.
Salah satunya tantangan tersebut adalah cara masyarakat menggunakan fitur ini. Masyarakat dinilai ViewSonic masih mengeksplorasi cara menggunakan fitur ini, termasuk mengombinasikannya dengan fitur lain yang telah terintegrasi di software, contohnya edukasi, yang ditawarkan ViewSonic.
Pandemi Covid-19 turut memunculkan tantangan lain dalam penggunaan fitur wireless presentation system ini. Menurut ViewSonic, selama pandemi, banyak pihak yang ingin menggunakan kamera layanan konferensi video di IFP.
Metode Bring Your Own Machine (BYOM), dengan laptop milik pegawai memanfaatkan IFP, juga dinilai ViewSonic menjadi permintaan baru. Metode ini dinilai ViewSonic menantang sebab karena dipengaruhi sejumlah faktor seperti implementasi, WiFi, dan kondisi di sekitar pengguna.
Tantangan lain, lanjut (narasumber) adalah lingkungan jaringan rumit di masing-masing perusahaan. Sebab untuk alasan keamanan, sejumlah perusahaan tidak mengijinkan untuk masuk ke jaringan mereka.
ViewSonic menyebut software karyanya ini mampu menghadirkan solusi, meski diakui sulit mengingat pengaturan jaringan pada masing-masing perusahaan berbeda. Karenanya, ViewSonic menyebut tim produk perusahaannya membutuh waktu lebih lama untuk mengembangkan fitur Wireless Presentation Systems.
“Bahkan solusi yang hanya menggunakan intranet, mereka tetap harus menghadapi kesulitan akibat perbedaan pengaturan jaringan.”
Sementara itu, dengan Hybrid working, ViewSonic menegaskan produk harus bisa menyuguhkan kemampuan untuk memungkinkan pengguna berinteraksi antara yang online dan offline, sehingga membutuhkan kombinasi antara dua solusi, yaitu video conference dan wireless presentation system.
Dengan demikian, pengguna tetap bisa memanfaatkan layanan video conference dengan wireless presentation system karena menggunakan layanan internet, sehingga ViewSonic meyakini kolaborasi kedua solusi tersebut dapat menjadi solusi lain untuk pasar ini.
Solusi wireless ini juga dinilai ViewSonic dapat menjadi fitur utama, karena pada metode hybrid working, solusi karya ViewSonic dapat tetap berfungsi saat dihubungkan pada layanan konferensi video, sehingga pegawai yang bekerja dari jarak jauh atau secara online dan dari kantor atau secara offline tetap bisa saling berinteraksi.
Sementara itu, tren total solution juga mempengaruhi keputusan ViewSonic, dari perusahaan hardware, menjadi perusahaan yang menyediakan software sehingga bisa menyediakan solusi lengkap untuk seluruh skenario.
ViewSonic juga menyebut pihaknya terus berusaha untuk menghadirkan software terkait wireless untuk mendukung IoT. Disinggung soal keberlanjutan atau sustainability, ViewSonic menegaskan bahwa topik ini turut menjadi topik penting bagi perusahaannya, baik di masa lalu maupun masa depan.
Untuk solusi yang ditawarkannya, salah satu hal penting yang ViewSonic sediakan untuk pelanggan, terutama pelanggan yang mengelola ratusan ribu IFP, berupa solusi untuk memastikan bahwa konsumsi daya memadai untuk mendukung perangkat.
Dengan solusi ini, lanjut ViewSonic, tim IT dapat menjadwalkan waktu hidup dan mati IFP secara otomatis, sehingga saat pengguna lupa mematikan perangkat, maka perangkat dapat dimatikan secara otomatis.
Soal penggunaan bahan daur ulang, ViewSonic juga menyebut bahwa pihaknya terus menggunakan bahan tersebut dan berupaya untuk meningkatkan persentasenya di setiap tahun. “Secara internal, kami punya target internal terkait peningkatan penggunaan bahan daur ulang pada produk karya kami,” tutup Clifford.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id