Total War: Pharaoh
Total War: Pharaoh

Review Game

Total War: Pharaoh, Bukan Cuma Soal Firaun

Mohammad Mamduh • 09 Desember 2023 11:00
Jakarta: Ada banyak hal yang bisa dibahas tentang Total War: Pharaoh. Game terbaru dari Creative Assembly ini membawa kita kembali ke Zaman Perunggu, di puncak kekuasaan Mesir, tepat sebelum kehancuran peradabannya.
 
Total War: Pharaoh memberi kita banyak kebebasan, dengan opsi yang dapat disesuaikan dan mekanisme baru yang menjadikan kampanye ini jauh lebih dinamis. Meski begitu, daya tarik ini terhalang beberapa masalah penting, yang akan saya jelaskan secara rinci dalam ulasan ini. Berikut review oleh Medcom.id
 
Jika kamu menyukai game strategi kolosal dan era Mesir kuno, kemungkinan besar sudah menantikan game ini. Total War: Pharaoh menawarkan setidaknya delapan pemimpin di tiga budaya berbeda: Mesir, Kanaan, dan Het. Saya memilih Ramses III dari Mesir untuk permainan pertama. Alasannya karena mengacu pada wawasan sejarah saya yang lebih familier dengan nama ini.

Bangsa Mesir yang pada masanya cukup superior ini memberikan awal yang baik, membuat saya bersemangat untuk menguasai wilayah kekuasaan perdaban lain. Ramses III berkutat di wilayah timur mesir, yang langsung berhadapan dengan bangsa Kanaan. Saya meraih kemenangan setelah beberapa lusin putaran, saya dengan bersemangat melanjutkan kampanye saya untuk merebut lebih banyak wilayah dan landmark. 
 
Total War: Pharaoh, Bukan Cuma Soal Firaun
 
Saya termasuk salah satu penggemar berat seri Total War, sudah memainkannya sejak era Medieval hingga Warhammer III. Menekankan unsur historis, bisa dibilang ini pertama kalinya pihak developer fokus pada bangsa Mesir. Sebelumnya mereka telah memasukkannya pada seri Rome dan Rome II, yang rasanya terlalu dibuat simpel untuk peradaban yang punya kisah tersendiri ini. 
 
Setiap penguasa memiliki kemampuan uniknya masing-masing yang memicu setiap Shemsu Hor – sebuah festival tahunan di dunia kuno. Ramses mampu merekrut prajurit elit Medjay, serta membuat pasukannya menyerang bahkan ketika dalam posisi berbaris. Sedangkan Kurunta mendapatkan buff tentara yang membuat ketakutan dan menghasilkan bonus saat menghancurkan pemukiman.
 
Berbicara tentang pemukiman, kali ini kamu tidak hanya akan mengelola satu bangunan berupa kota utama di provinsi kekuasaan. Total War: Pharaoh memperkenalkan outpost, bangunan tambahan yang secara umum berfungsi meningkatkan fasilitas satu provinsi, sekaligus bonus kepada pasukan yang menghampirinya.

 
Total War: Pharaoh, Bukan Cuma Soal Firaun
 
Ada yang memberikan produksi sumber daya tambahan, bonus tambahan untuk memuja dewa, dan garnisun yang secara otomatis memperkuat kota terdekat jika terkepung. Pasukan yang berinteraksi dengan outpost ini akan mendapatkan buff seperti biaya upkeep yang rendah, atau daya jangkau perjalanan dalam satu turn yang lebih jauh. 
 
Bangsa kuno tak lepas dari pemujaan terhadap dewa-dewi. Total War: Pharaoh membawa sistem Deities yang meminta kamu untuk memberikan dedikasi kepada beberapa dewa sekaligus. Tidak semua dewa bisa disembah pada awal permainan, kita harus berinteraksi dengan bangsa atau faksi lain yang sudah menganut ajarannya lebih dulu. Ini juga berlaku untuk faksi dalam satu bangsa, jika kamu tidak memiliki hubungan diplomatik yang bagus.
 
Bangsa Mesir kuno menyembah Ptah, yang akan memberikan bonus sumber daya yang lumayan ke dalam produksi komoditas. Memberikan dedikasi lewat bangunan khusus seperti kuil akan meningkatkan Tier Bonus. Semakin tinggi Tier Bonus akan membuka peluang kamu menugaskan satu jenderal khusus untuk dewa tersebut, yang berarti akan memberikan bonus tambahan lagi. Tidak hanya satu bangsa, kita juga bisa menyembah dewa dari peradaban lain, dengan total hingga tiga dewa yang dapat disembah. 

 
Total War: Pharaoh, Bukan Cuma Soal Firaun
 
Total War: Pharaoh, Bukan Cuma Soal Firaun
 
Royal Court adalah karakteristik berikutnya dari Total War: Pharaoh. Faksi di peradaban yang sama akan berinteraksi secara politik, yang akan menentukan posisi dan persaingan mereka sebelum menjadi Firaun. Kita bisa saja melancarkan intrik kepada pemimpin lain agar mereka punya hutang budi, atau melancarkan isu yang akan memperburuk reputasi pemimpin lain. Selain itu ada pula Royal Decree, semacam riset teknologi atau tech tree pada umumnya. Tidak banyak yang perlu dibahas mengenai ini karena secara mekanisme tidak ada yang berbeda. 
 
Pilihan yang manapun akan membuka jalan kamu menjadi penguasa bangsa Mesir Kuno sejati, dan bersiaplah untuk menghadapi pemberontakan oleh para pihak yang tidak menganggap kamu sebagai Firaun. Setiap posisi akan memberikan bonus tambahan terhadap faksi, begitu juga Firaun yang juga akan memberikan bonus berupa item yang akan memperkuat statistik pemimpin faksi. Sistem Royal Court ini juga berlaku untuk dua bangsa lainnya, dan mereka menyebut sang pemimpin sebagai Great King.

 
Total War: Pharaoh, Bukan Cuma Soal Firaun
 
Mode campaign akan menampilkan Pillar of Civilization, kondisi bangsa secara keseluruhan yang akan mempengaruhi kondisi sepanjang campaign. Nantinya, ia akan menentukan kesiapan dalam menghadapi invasi Sea People. Saya menerjemahkannya sebagai Orang Laut, yang juga sesuai dengan sejarahnya. Ketika peradaban sedang dalam kondisi terbaik, invasi ini akan terasa lemah. Sebaliknya, serangan Sea People akan terasa lebih kuat ketika peradaban Mesir tengah dilanda kekacauan dan krisis.
 
Mode pertempuran Total War: Pharaoh terasa semakin realistis dari aspek mekanismenya. Kondisi pertempuran kini dilengkapi dengan cuaca yang lebih dinamis, dan ini berdampak pada pergerakan sekaligus stamina pasukan.
 
Pertempuran langsung antar pasukan kini terlihat lebih logis dan seru, ditambah dengan dunia pertempuran yang membuat pemain harus memanfaatkan topografi sebaik mungkin demi mendapatkan momentum kemenangan. Satu kekurangan yang saya lihat adalah pilihan unit yang terasa kurang variatif dari seri sebelumnya. Padahal jenis unit sudah mencapai Tier VI, yang mana punya persenjataan dan pertahanan yang lebih kuat. 

 
Total War: Pharaoh, Bukan Cuma Soal Firaun
 
Untuk menambah keseruan, Total War: Pharaoh menyediakan mode multiplayer hingga 8 pemain (4v4) pada mode Custom Battle. Selain bersama teman dekat, kita juga bisa bersaing dalam papan peringkat global dan menjadi komandan pasukan Mesir Kuno terbaik.
 
Kesimpulan
Beberapa mekanisme baru, campaign yang dinamis, serta grafis sekaligus audio yang baik adalah beberapa nilai lebih dari Total War: Pharaoh. Saya harus mengakui bahwa ia dapat memberikan gambaran situasi Mesir kuno yang tepat, terlepas dari pandangan negatif review lainnya yang menyebut bahwa game ini punya skala yang terlalu kecil untuk sebuah seri Total War. Walaupun pilihan unit yang terbatas, pada akhirnya saya tetap melanjutkan permainan demi memenuhi ambisi Ramses menjadi Firaun. 

 
PLATFORM: PC
DEVELOPER: Creative Assembly
PUBLISHER: Sega
TANGGAL RILIS: 29 September 2023
GENRE: Turn-based
 
 
 
8.8
Total War: Pharaoh
Plus
  • Royal Court dan Deities
  • Mode campaign dinamis
  • Outpos bikin dunia permainan lebih ramai
  • Unsur historis tersisip di campaign
Minus
  • Variasi unit lebih terbatas
  • Sistem diplomasi belum ada peningkatan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan