Ilustrasi.
Ilustrasi.

Produsen Memori G.Skill Akui Harga DRAM Naik Tajam, Industri AI Jadi Biang Keladi

Cahyandaru Kuncorojati • 22 Desember 2025 11:00
Jakarta: Lonjakan harga memori DRAM yang terus terjadi sepanjang 2025 mulai mendapat respons terbuka dari produsen. G.Skill, salah satu merek memori PC ternama, secara resmi menyampaikan pernyataan kepada konsumen terkait kenaikan harga modul RAM yang belakangan semakin terasa di pasar.
 
Dalam pernyataan tersebut, G.Skill mengakui bahwa harga DRAM tengah mengalami volatilitas tinggi secara global akibat keterbatasan pasokan dan kelangkaan komponen. Kondisi ini disebut berdampak langsung pada biaya pengadaan dan produksi memori yang pada akhirnya diteruskan ke harga jual.
 
Pernyataan resmi ini disampaikan G.Skill melalui laporan yang dilansir oleh PC Gamer, menjelaskan bagaimana produsen memori mulai secara terbuka menyalahkan lonjakan permintaan dari industri kecerdasan buatan (AI) sebagai penyebab utama krisis pasokan DRAM saat ini.

“Harga DRAM saat ini mengalami volatilitas tinggi secara luas di seluruh industri, akibat keterbatasan pasokan dan kelangkaan global yang serius, yang dipicu oleh lonjakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari industri kecerdasan buatan (AI), tulis pihak G.SKILL di situs resminhya.
 
“Sebagai dampaknya, biaya pengadaan dan sumber komponen G.SKILL meningkat secara signifikan. Harga produk G.SKILL mencerminkan kenaikan biaya komponen di tingkat industri dari para pemasok IC, dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, bergantung pada kondisi pasar,” lanjutnya.
 
G.Skill menyebut bahwa kebutuhan memori berkapasitas besar untuk pusat data AI dan infrastruktur komputasi skala besar telah menciptakan tekanan signifikan di rantai pasok global. 
 
Akibat kondisi tersebut, G.Skill mengonfirmasi bahwa biaya pengadaan dari pemasok chip meningkat drastis. Perusahaan menegaskan bahwa harga produk memori yang beredar saat ini mencerminkan kenaikan biaya komponen dari pemasok IC dan masih berpotensi berubah mengikuti dinamika pasar.
 
G.Skill bukan satu-satunya produsen yang buka suara. Produsen laptop modular Framework sebelumnya juga mengumumkan kenaikan harga opsi RAM hingga 50 persen, meski diklaim masih berada di bawah harga pasar saat ini.
 
Sementara itu, raksasa memori seperti Samsung dan SK Hynix dilaporkan memilih menahan pasokan untuk menghindari risiko kelebihan stok. Strategi ini justru dikhawatirkan memperpanjang krisis pasokan hingga mendekati 2028.
 
Di sisi lain, produsen penyimpanan Kingston juga melaporkan lonjakan ekstrem pada harga wafer NAND, dengan kenaikan mencapai 246 persen, terutama dalam dua bulan terakhir. Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan tidak hanya terjadi pada RAM, tetapi juga media penyimpanan.
 
Kenaikan harga memori mulai terasa di pasar perangkat jadi. Sejumlah vendor PC seperti Lenovo, HP, dan Dell telah memperingatkan konsumen soal kenaikan harga PC yang akan berlaku mulai awal 2026.
 
Produsen lain seperti Acer dan Asus juga mengonfirmasi bahwa sebagian beban kenaikan biaya memori akan diteruskan ke konsumen. Para eksekutif dari kedua perusahaan tersebut menyebut kondisi ini sebagai konsensus industri yang sulit dihindari.
 
Tekanan harga diperkirakan belum akan mereda dalam waktu dekat. Riset dari Goldman Sachs menyebutkan bahwa harga DRAM dan SSD berpotensi terus meningkat sepanjang 2026 karena permintaan tetap jauh melampaui pasokan.
 
Bahkan, Kingston menyarankan konsumen yang berencana melakukan upgrade untuk tidak menunda pembelian. Namun demikian, situasi pasar yang sangat fluktuatif membuat konsumen perlu mempertimbangkan keputusan pembelian dengan lebih hati-hati.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan