Jakarta: Industri hiburan global semakin rajin melirik video game sebagai sumber cerita baru untuk film dan serial. Dengan basis penggemar yang besar dan dunia cerita yang kaya, game dianggap sebagai “tambang emas” yang bisa diterjemahkan ke layar lebar maupun layanan streaming.
Namun, rekam jejaknya menunjukkan hasil yang beragam. Ada judul yang sukses mendulang miliaran dolar dan menuai pujian kritikus, tapi tak sedikit pula yang justru berakhir mengecewakan atau bahkan dipandang merusak warisan gamenya sendiri.
Faktor seperti kualitas naskah, pemilihan pemeran, hingga kesetiaan pada cerita asli sering kali menjadi penentu. Fenomena ini kembali jadi sorotan setelah Paramount resmi mengumumkan proyek film Call of Duty. Publik pun mengingat deretan adaptasi game sebelumnya, baik yang berhasil maupun gagal, yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi studio film.
Berikut adalah beberapa karya adaptasi game ke filim maupun serial yang populer tidak cuma karena sukses tapi juga dinilai gagal.
Namun, rekam jejaknya menunjukkan hasil yang beragam. Ada judul yang sukses mendulang miliaran dolar dan menuai pujian kritikus, tapi tak sedikit pula yang justru berakhir mengecewakan atau bahkan dipandang merusak warisan gamenya sendiri.
Faktor seperti kualitas naskah, pemilihan pemeran, hingga kesetiaan pada cerita asli sering kali menjadi penentu. Fenomena ini kembali jadi sorotan setelah Paramount resmi mengumumkan proyek film Call of Duty. Publik pun mengingat deretan adaptasi game sebelumnya, baik yang berhasil maupun gagal, yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi studio film.
Berikut adalah beberapa karya adaptasi game ke filim maupun serial yang populer tidak cuma karena sukses tapi juga dinilai gagal.
Sonic the Hedgehog 3
.jpg)
Contoh sukses datang dari film Sonic the Hedgehog 3 yang tayang akhir 2024. Dengan anggaran sekitar USD122 juta, film produksi Paramount itu berhasil menembus pendapatan global lebih dari USD490 juta.
Kehadiran Jim Carrey dan Keanu Reeves menambah daya tarik, sekaligus mempertegas posisi Sonic sebagai salah satu adaptasi game paling laris sepanjang masa.
Detective Pikachu

Tak kalah populer, Detective Pikachu (2019) juga mencatat sejarah. Film dengan biaya produksi sekitar USD150 juta ini meraup lebih dari USD430 juta secara global. Dengan memadukan CGI dan live-action, dunia Pokémon terasa hidup di layar, menjadikannya salah satu film adaptasi game dengan respon positif dari kritikus maupun penggemar.
Warcraft

Warcraft (2016) dengan anggaran produksi USD160 juta plus promosi besar-besaran diperkirakan menelan total biaya lebih dari USD270 juta.
Meski sukses di Tiongkok dengan pemasukan sekitar USD200 juta, film ini gagal bersinar di Amerika Serikat, hanya mencatat USD47 juta. Secara keseluruhan, Warcraft menutup pendapatan global di kisaran USD439 juta, namun dianggap mengecewakan bila dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
Meski sukses di Tiongkok dengan pemasukan sekitar USD200 juta, film ini gagal bersinar di Amerika Serikat, hanya mencatat USD47 juta. Secara keseluruhan, Warcraft menutup pendapatan global di kisaran USD439 juta, namun dianggap mengecewakan bila dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
Resident Evil

Franchise Resident Evil menunjukkan fenomena berbeda. Meski sering dikritik karena jauh menyimpang dari cerita game aslinya, enam film yang dibintangi Milla Jovovich mampu meraup total lebih dari USD 1,2 miliar.
Beberapa judul bahkan mencetak box office ratusan juta dolar dengan biaya produksi relatif moderat, menjadikannya seri adaptasi game paling menguntungkan secara finansial.
Beberapa judul bahkan mencetak box office ratusan juta dolar dengan biaya produksi relatif moderat, menjadikannya seri adaptasi game paling menguntungkan secara finansial.
The Last of Us

Di sisi lain, ranah serial juga memberikan contoh sukses lewat The Last of Us di HBO. Dengan biaya sekitar USD 10 juta per episode, musim pertamanya mampu menarik rata-rata 32 juta penonton per episode.
Respon positif dari penonton maupun kritikus membuktikan bahwa ketika digarap serius, adaptasi game bisa mencapai level kualitas yang setara drama televisi papan atas.
Fenomena ini menegaskan bahwa adaptasi game ke film atau serial punya potensi besar, tetapi kesuksesannya sangat bergantung pada kualitas eksekusi, kesetiaan pada materi asli, dan kemampuan menarik penonton umum.
Respon positif dari penonton maupun kritikus membuktikan bahwa ketika digarap serius, adaptasi game bisa mencapai level kualitas yang setara drama televisi papan atas.
Fenomena ini menegaskan bahwa adaptasi game ke film atau serial punya potensi besar, tetapi kesuksesannya sangat bergantung pada kualitas eksekusi, kesetiaan pada materi asli, dan kemampuan menarik penonton umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News