IGDX 2025 mengusung konsep Business and Conference. Business Day pada 9–10 Oktober diperuntukkan bagi pengembang, investor, dan penerbit yang ingin berjejaring serta memamerkan karya. Sementara Conference pada 11 Oktober menjadi acara puncak yang terbuka bagi peserta umum.
Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, menegaskan acara ini menjadi wadah untuk membangkitkan kembali gairah industri game di Indonesia sekaligus membuka peluang lebih luas di pasar global.
Perbedaan IGDX 2025 dengan edisi sebelumnya terlihat dari hadirnya pengumuman spesial mengenai launching Indonesia Game Rating System (IGRS). Sistem rating ini dirancang untuk mengatur kesesuaian game dengan kategori usia pengguna khususnya anak.
“Indonesia Game Rating System ini adalah rating yang akan kita buat bahwa game itu tidak semuanya bisa dimainkan oleh semua umur. Ada hal-hal game yang memang diperuntukkan untuk kalangan usia tertentu.” ucap Edwin Hidayat dalam sesi wawancara di The Stones Hotel, Legian, Bali pada 10 Oktober 2025.
Ia menambahkan, IGRS diharapkan dapat melindungi anak-anak dari game yang tidak sesuai usia.
“Jadi kalau kita lihat kan game ada hal-hal yang tidak cocok gitu dimainkan anak seperti ada unsur kekerasannya ataupun ada kata-kata yang tidak pantas digunakan oleh anak di bawah umur,” tambahnya.
Edwin Hidayat juga menjelaskan bahwa tahun ini, IGDX diikuti oleh 30 studio game dengan total peserta mencapai 500 orang. Beberapa perusahaan global hingga pengembang lokal juga tampil sebagai keynote speaker, di antaranya Garena Indonesia, Google, Tencent, Roblox, serta Toge Productions.
Sebagai penutup, ajang ini menghadirkan Indonesia Game Awards 2025 yang memberikan penghargaan kepada studio game Tanah Air dengan perkembangan pesat dan kontribusi terhadap ekosistem industri game nasional.
(Thiyya Iskandar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id