Layaknya game pada umumnya, sebuah sekuel harus punya berbagai peningkatan dan pembaruan dari berbagai aspek. Hal ini juga mestinya berlaku untuk Elex II, yang telah kami mainkan selama beberapa waktu. Perilisannya mungkin sudah lama, tetapi tidak ada salahnya untuk mengulas lebih jauh.
Elex 2 melanjutkan kisah Elex, memperluas dunia dan cerita dengan beberapa aspek menarik. Bersama tokoh utama Jax, pemain akan menjelajah satu planet bernama Magalan, yang di dalamnya tinggal berbagai faksi manusia.

Setiap faksi ini punya konflik berkepanjangan, sampai akhirnya dikagetkan dengan serangan alien dari langit. Tugas Jax adalah menciptakan kekuatan baru yang mengajak semua faksi bersatu demi melawan alien ini, atau mereka harus berhadapan dengan kehancuran dunia.
Piranha Bytes selama ini dikenal lewat salah satu franchise ternama, Gothic. Untuk Elex sendiri punya latar perpaduan antara fiksi ilmiah dan fantasi lain yang menggambarkan kondisi dunia setelah perang besar. Kamu yang pernah menonton film Mad Max mungkin familiar dengan penggambaran dunia permainan Elex II.
Jax bisa bertarung dengan senapan, pedang, persenjataan alien, bahkan sihir, untuk melawan musuh dari luar angkasa berbentuk ogre dan anjing. Dunianya juga dibungkus dengan gaya penulisan yang kelam dan menyedihkan. Namun, cerita dan latar ini adalah aspek yang paling memikat dari Elex II.

Dunia Magalan seharusnya menarik untuk dijelahnya, tetapi masalahnya dikemas kurang bagus, seringkali terasa planet yang dihuni tetapi tidak terlalu hidup. Jax bisa dengan mudah menjelajah Magalan berkat jetpack yang didapat sejak awal permainan. Terlepas dari dunianya yang mengusung atmosfer post-apocalypse, seharusnya terdapat banyak interaksi atau aktivitas yang muncul tanpa melibatkan pemain.
Selain itu, banyak juga aspek yang terkesan dikembangkan setengah-setengah atau terburu-buru. Meskipun demikian, di balik penggambaran dunia yang dirasa kurang maksimal, Elex II punya konsep yang menarik.
Gameplay Elex II layaknya RPG pada umumnya, yang mengajak pemain bersama Jax berpetualang menyelamatkan dunia dengan meningkatkan kemampuan atau skill. Pemain tidak diberikan batasan yang berarti dalam meningkatkan spesialisasi Jax. Ia bisa menggunakan senjata jarak dekat dan jauh secara seimbang, ditambah skill khusus dari faksi yang dipilih atau kemampuan lain yang mempermudah perjalanan Jax.

Hal ini bisa terwujud dengan menggunakan skill poin yang didapat setiap naik level. Saya sendiri mencoba membuat Jax punya kemampuan yang seimbang dalam menggunakan senjata, tetapi tidak untuk kekuatan sihir. Jax juga bisa menyelinap dan membuka brankas atau peti yang punya tingkat kesulitan kunci tinggi yang berisi item unik.
Sisi positifnya, Elex II seperti game RPG sejati. Ia punya semua elemen RPG seperti eksplorasi, manajemen inventory, merakit objek, dialog dengan pilihan yang berdampak pada jalan cerita, dan hal yang mengejutkannya adalah tidak ada layar loading setelah Anda masuk Magalan.
Ada unsur pertarungan dengan mekanisme yang harus melihat penggunaan stamina, seperti seri Souls. Ini membuat pemain tidak bisa sembarangan menyerbu musuh, dan harus menggunakan taktik yang membuatnya tidak harus menghabiskan health potion.
Pergerakan karakter saat bertarung memang tidak begitu memikat, yang membuat pemain ingin mencoba banyak gerakan lihai agar menyerang musuh lebih efektif. Satu-satunya hal yang membuat saya terus mengalahkan makhluk liar yang ditemui di sepanjang perjalanan di Magalan adalah experience poin yang bisa membuka kemampuan untuk menggunakan senjata yang makin kuat.

Interaksi antar karakter pada Elex II harus diakui kurang hidup. Pengisi suara dari Jax dan NPC lainnya sebenarnya sangat hidup, bisa menggambarkan dunia dalam kondisi yang tidak layak untuk dinikmati. Namun, pergerakan wajah atau mimik membuatnya seperti tak ada emosi yang muncul. Ini berlaku untuk semua karakter yang Jax temui.
Padahal, satu karakter bisa saja tertimpa masalah berat yang membuatnya tidak bisa menghadirkan ekspresi datar. Selain itu, efek audio lain yang muncul terasa kurang proporsional. Seringkali musik latar tidak muncul dalam kondisi yang tepat, atau wilayah yang sedang dikunjungi. Hal ini terjadi berulang kali.
Kesimpulan
Di balik konsep dan ceritanya yang sangat menarik, Elex II mungkin terasa sebagai game yang kurang optimal. Mekanisme permainan secara keseluruhan sesungguhnya menggambarkan impian semua gamer RPG, terutama untuk mereka yang rela meluangkan waktu berjam-jam demi menjelajah dunia fiksi seperti Magalan.
Kesimpulan
Menurut saya, Piranha Bytes bukanlah tidak mampu membuat game ini bisa setara kualitasnya dengan game AAA sejenis lainnya. Mereka hanya perlu waktu dan sumber daya tambahan yang bisa dimanfaatkan demi mewujudkan visi mereka dari game ini.
Setelah review ini tayang di Medcom.id, saya memutuskan untuk lanjut menjelajah Magalan bersama Jax. Di balik semua kekurangan yang telah disebutkan, saya masih berhasil dibawa penasaran dalam melihat klimaks atau anti klimak yang tersedia nanti.
| PLATFORM: | PS5, PS4, PC, Xbox One, Xbox Series X/S |
| DEVELOPER: | Piranha Bytes |
| PUBLISHER: | THQ Nordic |
| TANGGAL RILIS: | 1 Maret 2022 |
| GENRE: | Action-RPG, Adventure |
7.8
Elex II
Plus
- Cerita dan konsep menarik
- Old-school RPG
Minus
- Pertarungan Repetitif
- Polesan konsep kurang optimal
- Kualitas visual
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id