Armored Core 6: Fires of Rubicon
Armored Core 6: Fires of Rubicon

Review Game

Armored Core 6: Fires of Rubicon, Seru Meski Sulit

Riandanu Madi Utomo • 05 Oktober 2023 19:12
Jakarta: Beberapa dari kamu mungkin akan kesal ketika kalah saat menghadapi musuh di dalam game. Sebagai seorang gamer dengan jam terbang yang cukup panjang dan telah menjajal berbagai judul game dari berbagai genre, saya tentu sangat paham bagaimana emosi seorang gamer dapat meluap ketika ia kalah di dalam game.
 
Menurut saya, hal tersebut pula yang membuat genre "casual game", yaitu game dengan tingkat kompleksitas serta kesulitan yang rendah, muncul di industri video game. Jika kamu merupakan gamer kasual yang tidak suka kalah saat bermain game, maka sebaiknya jangan sekali-sekali bermain Armored Core 6: Fires of Rubicon.
 
Lahir dari pengembang game dikenal selalu menelurkan game-game sulit, yaitu FromSoftware, Armored Core 6: Fires of Rubicon pun kembali dirancang untuk para gamer hardcore. Mekanis gameplay-nya yang unik bahkan membuat game mecha ini dijuluki sebagai salah satu game modern paling sulit yang ada saat ini. Beberapa gamer bahkan mengklaim Armored Core 6: Fires of Rubicon lebih sulit dari semua game yang pernah dihadirkan oleh FromSoftware. Apakah klaim tersebut benar?

Easy to Play, Hard to Master

Saya memang bukan pengamat game-game besutan FromSoftware tetapi saya bisa mengatakan bahwa Armored Core 6: Fires of Rubicon merupakan game yang sangat sulit. Saking sulitnya, Armored Core 6: Fires of Rubicon membuat saya penasaran hingga di titik sulit untuk mengabaikan game ini.

Ketika memainkan Armored Core 6: Fires of Rubicon, di awal game saya diharuskan berhadapan dengan sebuah stage tutorial. Di stage tersebut saya diminta untuk mencari "lisensi" dari robot lain dan membajaknya karena dalam cerita game ini saya adalah imigran gelap.
 
Armored Core 6: Fires of Rubicon, Seru Meski Sulit
 
Seperti stage tutorial pada umumnya, game ini mengajari saya untuk mempraktikkan gerakan serta manuver dasar sebuah AC (robot Armored Core). Mulai dari bagaimana caranya bergerak, menyerang, hingga melancarkan serangan, semuanya diajari di stage ini.
 
"Plot twist" dari stage ini ada di akhir, yaitu ketika saya dihadapkan oleh sebuah helikopter besar dan diperintahkan untuk mengalahkannya. Simpel bukan? Ternyata tidak. Helikopter tersebut tergolong sebagai boss yang sulit, bahkan mungkin terlalu sulit untuk sebagian gamer yang tidak familiar dengan game-game besutan FromSoftware.
 
Helikopter tersebut menyerang saya secara brutal, menggunakan misil dan berbagai senjata lainnya. Di sinilah gamer Armored Core 6: Fires of Rubicon benar-benar diuji ketangkasannya untuk pertama kali.
 
Gamer dipaksa untuk bisa membaca gerakan boss, menghindari serangannya, dan meminimalisir damage yang diterima. Semuanya dilakukan menggunakan AC yang masih standar, tanpa shoulder-mounted weapon ekstra, serta persenjataan ala kadarnya. Satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah menerapkan semua apa yang sudah diberikan oleh sistem tutorial untuk mengalahkan boss ini, salah satunya adalah kemampuan assault boost yang sangat berguna.
 
Helikopter tersebut pun menjadi perbincangan gamers di internet. Saking sulitnya, para gamers menyebut helikopter tersebut sebagai "The Great Noob Filter" yang dikatakan sebagai upaya FromSoftware untuk menjegal para gamer yang memang tidak akan serius untuk memainkan Armored Core 6: Fires of Rubicon. Caranya memang brutal sekali, namun saya suka.
 
Armored Core 6: Fires of Rubicon, Seru Meski Sulit
 
Tentu saja helikopter tersebut bukan hanya satu-satunya "filter" yang sudah disiapkan oleh FromSoftware. Di akhir chapter pertama kamu akan bertemu dengan Balteus, yaitu boss berupa AC dengan serangan misil yang jumlahnya sangat absurd serta dilindungi oleh energy shield.
 
Beberapa chapter selanjutnya ada Ibis Series yang sangat lincah dan bisa hidup kembali. Para veteran Elden Ring, Dark Souls, dan Sekiro mungkin tidak akan kaget dengan boss tersebut. Namun gamers yang baru mengenal game-game besutan FromSoftware saya jamin kewalahan.
 

Sangat Memperhatikan Detail

Di luar gameplay-nya yang "easy to learn, hard to master", saya harus memuji FromSoftware untuk detail model dan animasi di Armored Core 6: Fires of Rubicon. Robot-robot (atau AC) di Armored Core 6: Fires of Rubicon diperlihatkan seperti halnya sebuah mesin pembunuh raksasa yang membawa seperangkat senjata yang keren sekaligus berbahaya.
 
Animasi pada mounted-shoulder weapon misalnya. Armored Core 6: Fires of Rubicon membebaskan kamu memilih arsenal senjata, termasuk yang terpasang di punggung AC. Semua senjata tersebut memiliki fungsi, karakteristik, dan animasi yang berbeda-beda. Hebatnya, senjata-senjata tersebut memiliki animasi khusus yang yang memperlihatkan mekanisme bagaimana senjata tersebut bekerja.
 
Seperti vertical launch missile yang penutupnya akan terbuka ketika misil meluncur dan akan memperlihatkan animasi mekanis khusus ketika misil sudah siap kembali diluncurkan. Animasi tersebut membuat saya tidak perlu melihat status senjata di HUD karena proses reload-nya sudah terlihat langsung dan dianimasikan dengan sangat baik.
 
Armored Core 6: Fires of Rubicon, Seru Meski Sulit
 
Dunia Armored Core 6: Fires of Rubicon juga sangat immersive. Semuanya terlihat sangat masif dengan nuanasa technocraft yang kental. Planet rubicon yang kini dikuasai oleh berbagai kelompok dan korporasi tampak sebagai planet setengah mati yang sangat sangat tidak ramah.
 
Mulai dari pegunungan es yang dikelilingi kompleks industri menjalar ke langit, hingga gurun pasir tanpa kehidupan yang dikuasai pemberontak dengan mesin tambang raksasa berkeliaran. Semuanya membuat susana depresif yang dihadirkan semakin kental sekaligus menjadi ciri khas dari game ini. Jadi jangan harap bisa menemukan suasana ceria di dalam game ini.
 
Armored Core 6: Fires of Rubicon juga banyak sekali menghadirkan kompleks industri sebagai stage. Jika diperhatikan lebih jauh, desain arsitektur industrial-nya dibuat sangat detail. Ada satu stage di mana saya sangat terkesima dengan elevator yang membawa AC saya ke ruangan boss. Elevator tersebut bukan sekadar ruangan kotak yang bergerak ke atas.
 
Di setiap sisi elevator terdapat roda besar yang bergerak, sementara di tepiannya terlihat sebuah pos kecil dengan tangga menjulang yang tingginya tak lebih dari tinggi lutut AC yang saya gunakan. Ini memperlihatkan betapa besarnya sebuah AC dan dari sana saya pun sadar bahwa pertempuran antar AC dapat membawa malapetaka seperti yang sedang terjadi di Rubicon saat ini. Luar biasa!
 

Setengah Simulasi

Game Armored Core tidak bisa dilepaskan dari kustomisasi. Sejak seri pertamanya yang dirilis tahun 1997, Armored Core sudah tampil sebagai game yang mengedepankan kustomasi robot yang kamu gunakan.
 
Tidak hanya senjata, Armored Core 6: Fires of Rubicon memungkinkan kamu membuat sebuah robot dari berbagi modul yang disediakan, mulai dari kaki, badan, kepala, tangan, hingga bagian internal seperti targeting system (FCS) dan generator yang digunakan.
 
Jumlah kustomasi yang dihadirkan di Armored Core 6: Fires of Rubicon pun sangat banyak dan beragam. Bagian bodi misalnya, kamu bisa memilih untuk membuat robot menggunakan kaki reverse joint yang sangat lincah namun harus mengorbankan defense dan beban peralatan lain yang dapat dibawa.
 
Armored Core 6: Fires of Rubicon, Seru Meski Sulit
 
Atau kamu bisa saja membuat robot dengan track wheel seperti tank yang dapat membawa beban berat dan memiliki defense jauh lebih kuat, namun dengan kompromi mobilitas yang lebih minimalis.
 
Satu hal yang menarik di Armored Core 6: Fires of Rubicon adalah komponen quad legs kini bukan hanya sekadar tampil dengan estetik yang unik. Komponen robot berupa empat kaki tersebut dapat memungkinkan kamu untuk melakukan hovering atau terbang dalam keadaan melayang. Di beberapa situasi tertentu, kemampuan hovering sangat menguntungkan.
 
Contohnya, pada misi ke-7 yaitu "Destroy the Weaponized Mining Ship", kamu diminta menghancurkan empat generator robot tambang raksasa yang salah satunya terletak di bagian bawah bodi robot tersebut, sehingga kamu harus bisa melakukan manuver terbang sambil menyerang tanpa harus kehabisan energi. Kalau menggunakan quad legs, kamu bisa lebih santai karena AC yang digunakan bisa melakukan hovering dengan konsumsi energi jauh lebih kecil.
 
Senjata juga memiliki karakteristik masing-masing. Senjata di Armored Core 6: Fires of Rubicon terbagi dalam 6 jenis, yaitu Kinetic Weapon, Energy Weapon, Explosive Weapon, Coral Weapon, Melee Weapon, dan Pulse Shield. Masing-masing tipe senjata tersebut tidak hanya memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi juga punya tingkat efektivitas yang berbeda untuk setiap jenis musuh.
 
Kinetic Weapon misalnya. Senjata tersebut sangat ampuh untuk menjebol pertahanan musuh dan membuat mereka masuk ke mode stagger, yaitu mode ketika sistem pertahanan musuh lumpuh dalam beberapa detik dan seluruh serangan yang masuk dihitung sebagai critical attack.
 
Namun jenis senjata ini kurang ampuh untuk musuh yang memiliki defense sangat tinggi dan armor anti-penetrasi. Solusinya? Gunakan Energy Weapon namun dengan pengorbanan berupa konsumsi energi lebih tinggi serta fire rate yang lebih rendah.
 
Coral Weapon bisa jadi merupakan solusi all-round karena karakteristiknya yang cukup ampuh untuk digunakan di berbagai situasi. Namun senjata ini baru bisa didapatkan di akhir game. Sebagian malah hanya bisa didapatkan lewat achievements yang menurut saya cukup sulit untuk pemain pemula. Seperti IB-C03W1: WLT 011 Coral Rifle, senjata tersebut hanya bisa didapatkan dengan cara mengalahkan Hal di Arena pada mode New Game++. Artinya, kamu harus menyelesaikan minimal sebanyak dua kali sebelum bisa mendapatkan senjata ini.
 
Adaptasi adalah kunci untuk bisa memenangkan pertempuran di Armored Core 6: Fires of Rubicon. Meski kamu sangat jago mengendalikan AC, namun kemungkinan kamu kalah akan bertambah secara eksponensial jika desain AC yang digunakan tidak tepat dengan kondisi pertempuran yang dihadapi. Itulah mengapa saya bisa menyebut Armored Core 6: Fires of Rubicon tdiak hanya sebagai game action, tetapi juga setengah simulasi.
 

Plot Cerita Kelam dan Cukup Absurd

Seperti halnya game besutan FromSoftware pada umumnya, Armored Core 6: Fires of Rubicon pun memiliki cerita yang tergolong absurd meski cukup straightforward. Seperti seri game sebelumnya juga, kamu memerankan seorang karakter yaitu Augmented Human C4-621 alias 621, alias Raven. Cukup absurd? Hal tersebut dikarenakan kamu adalah seorang pilot AC yang tubuhnya telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi seorang Augmented Human.
 
Sebelum mendapat callsign Raven, 621 bisa dikatakan sebagai tentara bayaran yang di-manage oleh Handler Walter, yang nama asli serta wajahnya tidak diketahui sepanjang game. Di planet Rubicon, Raven diminta untuk menjalankan berbagai misi, mulai dari menyabotase gerakan separatis, hingga melakukan investigasi. Di tengah investigasi Raven bertemu dengan Ayre yang merupakan entitas dari Coral, sumber daya yang diperebutkan di Rubicon.
 
Armored Core 6: Fires of Rubicon, Seru Meski Sulit
 
Ayre tampil seperti AI, sering memberikan instruksi kepada Raven di tengah pertempuran dan tidak memiliki wajah sama sekali. Bersama Ayre, Raven pun sedikit demi sedikit mulai mengungkap misteri planet Rubicon mulai dari bagaimana planet tersebut ludes terbakar akibat bencana Fire of Ibis, bertemu dengan sosok nyentrik bernama Cinder Carla, serta berteman dengan tentara bayaran lain seperti Rusty.
 
Ada tiga ending di dalam Armored Core 6: Fires of Rubicon. Namun satu dari tiga ending tersebut hanya bisa dibuka melalui mode New Game++. Tentu saja saya tidak bisa bercerita banyak soal plot di Armored Core 6: Fires of Rubicon karena akan menjadi spoiler.
 
Namun saya bisa pastikan ceritanya sangat menarik untuk diikuti meski akan terasa cukup absurd bagi sebagian orang. Perlu diketahui juga Armored Core 6: Fires of Rubicon masuk dalam nominasi di ajang Golden Joystick Award 2023 untuk kategori Best Storytelling.
 

Optimal dan Minim Bug

Ada banyak hal yang menarik dari Armored Core 6: Fires of Rubicon dari sisi mekanisme gameplay serta alur ceritanya. Namun kehadirannya di PC dalam bentuk sebuah game "siap main" adalah sebuah nilai plus tersendiri bagi saya. Apalagi saat ini semakin banyak game AAA yang dipenuhi bug saat dirilis.
 
Armored Core 6: Fires of Rubicon merupakan salah satu game "langka" yang berhasil menghadirkan game PC yang hampir tidak memiliki bug. Tidak hanya itu, performanya pun sangat baik bahkan bisa dimainkan dengan sangat nyaman di PC dengan spesifikasi rendah. Saya pun memainkan Armored Core 6: Fires of Rubicon di ROG Ally, portable gaming PC yang hanya ditenagai oleh integrated GPU Radeon dengan shared VRAM sebesar 4GB. Meski hanya bermain di resolusi 720p, namun game ini bisa dimainkan dengan detail grafis high dan bisa memberikan performa hingga 60fps di ROG Ally.
 
Hingga artikel ini ditulis, FromSoftware baru mengeluarkan dua patch minor untuk Armored Core 6: Fires of Rubicon. Keduanya bukanlah patch yang fokus membenahi bug di dalam game, tetapi membuat game lebih dapat diakses oleh lebih banyak gamer (alias menurunkan tingkat kesulitan di beberapa boss dan stage).
 

Bukan Game untuk Semua Orang

Menilai Armored Core 6: Fires of Rubicon memang cukup sulit karena game ini pada dasarnya tidak untuk semua orang. Kamu bisa saja sangat tidak suka dengan game ini karena tingkat kesulitannya, tetapi di sisi lain game ini juga sangat menantang untuk dimainkan.
 
Pada akhirnya semuanya tergantung kepada kamu, sang pemain yang akan menjadi Raven di dalam game ini. Satu saran dari saya: Jika kamu adalah gamer yang tidak sabaran, sebaiknya jangan mainkan Armored Core 6: Fires of Rubicon karena game ini bukan untuk pecundang yang mudah menyerah.
 
Di luar itu semua, Armored Core 6: Fires of Rubicon adalah game mecha terbaik tahun ini!
 
 
PLATFORM: PC, PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X/S
DEVELOPER: FromSoftware
PUBLISHER: Bandai Namco Entertainment
TANGGAL RILIS: 25 Agustus 2023
GENRE: Platformer, Fighting, Adventure
 
 
8
Armored Core 6: Fires of Rubicon
Plus
  • Gameplay menantang dengan mekanisme rancang bangun robot yang kompleks 
  • World building yang detail dengan plot cerita mendalam meski cukup absurd
  • Performa game di PC sangat baik dan minim bug
Minus
  • Tingkat kesulitan cukup tinggi dan butuh kesabaran untuk menyelesaikan game ini

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan