Ditetapkan untuk rilis pada 2026 guna memperingati ulang tahun kesepuluh edisi pertamanya, game ini menjanjikan skala pertempuran, kompleksitas strategis, dan intensitas yang belum pernah ada sebelumnya bagi para penggemar RTS di seluruh dunia.
Di latar dunia tahun 2031, pemain akan memimpin United Earth Forces—koalisi militer manusia yang terdiri dari NATO, Tiongkok, dan Rusia—dalam misi merebut kembali wilayah Bumi seperti Australia dan Afrika, serta pos terdepan di planet dan satelit yang sebelumnya dikuasai oleh Substrate, kecerdasan buatan yang canggih, dan faksi Post-Human Coalition. Sekuel ini dibangun di atas mesin grafis multi-core yang memungkinkan ribuan unit bertarung secara simultan di peta berskala benua.
Oxide Games memperluas tim pengembangannya untuk menambahkan unit-unit baru dengan kemampuan unik, mekanik strategi yang lebih mendalam, serta dinamika pembangunan markas yang lebih kompleks.
Skirmish melawan musuh AI yang ditingkatkan kecerdasannya diharapkan berlangsung lebih intens, menuntut keputusan cepat dan taktik matang. Setiap aspek unit, mulai dari unit tempur berat hingga drone pendukung, dirancang ulang untuk menghadirkan pengalaman RTS yang penuh tantangan dan variasi.
Penggemar juga akan menikmati kampanye single-player yang lebih berfokus pada narasi, membawa cerita perkembangan konflik antara manusia dan faksi AI ke tingkat emosional baru.
Mode koperatif memungkinkan pemain bekerja sama untuk menyelesaikan skenario strategis, sementara mode kompetitif online menawarkan replayability tanpa batas. Fleksibilitas skenario dan peta yang dapat dimodifikasi komunitas dipastikan menopang durasi permainan hingga ratusan jam.
Salah satu fitur yang paling diantisipasi oleh komunitas adalah hadirnya faksi manusia organik dengan unit “squishy,” yang dapat ditelusuri kembali ke permintaan fans selama lebih dari satu dekade.
Kehadiran unit organik ini menghasilkan kombinasi unik ketika berhadapan dengan mesin perang Substrate dan Post-Human Coalition. Meski rentan, unit manusia menawarkan kecepatan dan kemampuan taktik yang sulit ditiru oleh pasukan mekanis, menambah kedalaman strategi permainan.
Brad Wardell, CEO Stardock Entertainment, menegaskan bahwa Ashes of the Singularity II akan mengangkat standar genre RTS dengan memanfaatkan warisan dan inovasi mesin grafis multi-core yang diperkenalkan dalam game pertama.
Ia menyebut bahwa pengalaman pertempuran skala galaksi kini akan mencapai level baru, baik dari segi jumlah unit di layar maupun keragaman opsi strategi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id