Menurut The Wall Street Journal, menurunnya penjualan dan keuntungan GameStop adalah karena maraknya pengunduhan digital. Sekarang ini, semakin banyak orang yang lebih memilih untuk memasang game langsung ke konsol dari toko online daripada membeli game dalam bentuk fisik. Hal inilah yang menyebabkan turunnya penjualan GameStop hingga 14 persen pada 2016.
Keuntungan pada Q4 GameStop menurun 16 persen, membuat harga saham mereka turun 12 persen, menurut laporan Engadget. Penjual retail game ini tidak mengatakan toko mana saja yang akan mereka tutup. Namun, mengingat toko yang paling terpengaruh adalah toko yang ada di AS, kemungkinan, toko-toko itulah yang akan tutup.
Sebagai gantinya, GameStop akan fokus untuk mengembangkan bisnis non-gaming mereka. Mereka berencana untuk membuka 35 toko barang koleksi atau collectible tahun ini, membuat total toko collectible mereka mencapai 121 toko.
Berbeda dengan bisnis penjualan game, bisnis barang koleksi mereka justru peningkatan performa. Penjualan naik 59,5 persen pada 2016. Tahun ini, GameStop juga memperkirakan penjualan masih akan naik sekitar 30-40 persen.
Namun, itu bukan berarti mereka akan menyerah dalam bisnis penjualan game. Mereka berharap, konsol-konsol generasi baru, khususnya Nintendo Switch, akan dapat membantu mereka untuk memulihkan keuangan mereka.
Kepada WSJ, CEO GameStop, J. Paul Raines berkata, "Switch meningkatkan trafik toko secara signifikan dan memiliki potensi untuk menjadi seperti Wii karena dapat memperluas jangkauannya dari audiens gaming ke audiens yang lebih luas."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id