Menurut laporan Engadget dan GameRant, kebijakan ini merupakan bagian dari revisi sistem pajak hiburan digital yang diusulkan anggota parlemen Mario Miguel Carrillo dari Partai Morena. Ia berpendapat pajak tambahan ini akan membantu membatasi dampak sosial dari konten kekerasan pada anak muda dan remaja.
Jika disetujui parlemen, Meksiko akan menjadi negara pertama yang memajaki video game berdasarkan tingkat kekerasan, dan kebijakan ini ditargetkan mulai berlaku pada 2026.
Game Populer Terancam Kena Pajak, Termasuk GTA 6
Dalam draf aturan yang dikutip dari Les Aventures Ludiques, pemerintah Meksiko mendefinisikan game kekerasan sebagai “produk yang menampilkan aksi brutal, pembunuhan, atau tindakan kriminal dengan imbalan virtual.”Dengan klasifikasi tersebut, sejumlah game populer seperti Grand Theft Auto 6 (GTA 6), Call of Duty, hingga Mortal Kombat 1 kemungkinan besar akan masuk kategori baru yang dikenai pajak tambahan.
Kebijakan ini juga dikhawatirkan akan menaikkan harga jual game di pasar Meksiko, mengingat beban pajak baru itu akan menambah biaya impor dan distribusi yang sudah tinggi.
Asosiasi pengembang lokal memperingatkan bahwa kenaikan harga dan regulasi konten bisa mempersulit studio kecil dalam memasarkan produk mereka, terutama untuk pasar internasional.
Dampak Ekonomi dan Potensi Boikot Gamer
Beberapa analis yang dikutip oleh GameRant menilai kebijakan ini berpotensi menimbulkan efek domino di sektor hiburan digital. Pajak berbasis moral seperti ini dianggap dapat menekan daya beli konsumen, menghambat inovasi pengembang lokal, dan bahkan mendorong peningkatan peredaran game bajakan di pasar abu-abu.Dalam jangka panjang, wacana pajak 8% ini bisa memengaruhi cara perusahaan global mendistribusikan game mereka di wilayah Amerika Latin.
Banyak studio besar tengah memantau perkembangan kebijakan tersebut untuk menilai apakah perlu menyesuaikan strategi harga di kawasan.
Kritik dari Kalangan Ekonomi dan Teknologi
Lembaga riset kebijakan digital Foundation for Economic Education (FEE) menyebut pajak ini sebagai langkah yang tidak sejalan dengan ekosistem kreatif berbasis teknologi. Menurut FEE, regulasi semacam ini berisiko menghambat pertumbuhan sektor ekonomi digital, yang saat ini menjadi salah satu sumber lapangan kerja baru di Meksiko.FEE juga menyoroti bahwa sistem rating internasional seperti ESRB dan PEGI sudah cukup efektif dalam mengatur distribusi game kekerasan tanpa perlu kebijakan fiskal tambahan.
Langkah Meksiko langsung memicu diskusi di komunitas global mengenai kemungkinan negara lain menerapkan kebijakan serupa.
Seiring meningkatnya perhatian terhadap isu kekerasan digital dan kecerdasan buatan, kebijakan berbasis moral seperti ini bisa saja diadopsi negara lain dengan alasan perlindungan sosial.
Namun, analis teknologi menilai bahwa kebijakan pajak berdasarkan konten justru bisa memperlambat inovasi dan pertumbuhan industri gaming, terutama di negara berkembang yang masih bergantung pada ekosistem distribusi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id